Oleh : Nurhadi Taha (Pengurus IKA UNG)
Tugas utama Universitas adalah secara metodis menemukan dan mengajarkan kebenaran – kebenaran tentang hal serius dan penting. (Edward Shils, Etika Akademiks,1993).
Edward Shils Guru Besar Universitas Chicago Amerika, Tentu mengingatkan kita semua tentang tugas utama sebuah lembaga pendidikan yang bernama Universitas yakni melakukan aktivitas Intelektual dengan selalu berlandaskan pada Keilmuan serta mengamalkannya. Maka penting untuk kita saat ini pada situasi hiruk pikuk pemilihan Rektor Universitas Negeri Gorontalo dapat merefleksi kembali eksistensi kampus ini.
Dalam histori perjalanannya Universitas Negeri Gorontalo telah melewati perjalanan yang panjang. Menoleh sedikit sejarah tentang UNG, kampus ini semenjak berdiri 1 September 1963 merupakan satu -satunya kampus yang telah banyak melahirkan ribuan pendidik yang kini tersebar di seantero Gorontalo. Tapi juga telah mencangkup seluruh Indonesia, Dari sejarah perjalanannya yang dinamis masa ke masa. Kampus ini telah banyak meninggalkan memory Perjalanan serta kisah yang seolah mendesah dalam setiap detak nafas kita.
Universitas kebanggaan warga Gorontalo ini mengalami banyak perubahan mulai dari IKIP Gorontalo menjadi FKIP berubah lagi menjadi STKIP dan sebelum menjadi Universitas Tahun 2004 bernama IKIP Negeri Gorontalo tentu perjalanan yang kian panjang telah banyak menghasilkan dampak kemajuan pada suasana peradaban kebangsaan kita, khususnya di Gorontalo. Torehan kemajuan serta keberhasilan yang diwujudkan oleh Universitas ini, tentu merupakan kebangaan bagi Alumnusnya yang kian mempunyai impian dan harapan yang mendalam agar kampus ini tetap menjadi laboratorium intelektual dan cendekiawaan yang memiliki ruh pengerak dan perubahan.
Bila kita menjelajahi jejak historis Universitas Ini, ada banyak perubahan yang fundamentalis, Di era kampus ini belum beralih ke Universitas kampus ini merupakan satu- satunya Universitas pencetak Guru di Kawasan Indonesia Timur , Seiring dengan semangat untuk meningkatkan kualitas juga keinginan masyarakat Gorontalo merindukan sebuah perguruan tinggi yang dapat menjamaah semua lulusan tentunya kampus yang berstatus Institut tak harus bertahan di era Nelson Pomalingo kampus ini di alihkan menjadi Universitas.
Singkatnya, era Nelson kampus ini masih dalam masa penjajakan pada zamannya beberapa Fakultas Non Kependidikan mulai di rintis dan lainya sudah melaksanakan kegiataan akademik, dan harapannya kampus ini menjadi miniatur Peradaban Gorontalo.
Pada Tahun 2010 kepemimpinan Rektor yang di jabat oleh Nelson Pomalingo telah di gantikan oleh Syamsu Qomar Badu. Maka dalam setiap kepemimpinan tentu harapanya sebuah perguruan tinggi akan semakin maju dan lebih meningkatkan mutu serta kualitas sumber dayanya sebagai lembaga pencetak kader intelektual tentu harus mempunyai visi yang dapat mengakselerasi gagasan dan harapan pemimpin pendahulunya.
Pada masa periode Syamsu Qomar Badu meneruskan cita-cita dan harapan itu dengan mengangkat visi Leading University, dalam Pengembangan Kebudayaan dan Inovasi berbasis potensi Regional di Kawasan Asia Tenggara.
Visi besar ini sebagai wujud menjawab harapan pendahulunya, tentu dalam membangun peradaban Universitas ini membutuhkan pemimpin yang mempunyai ide dan gagasan yang besar, dua tokoh yang telah memberi spirit dan fondasi terhadap Eksistensi Universitas ini telah memberi dharma baktinya pada kita semua berharap wacana pemilihan Rektor kali ini tidak sekedar menghasilkan pemimpin tetapi mampu mencetak Generasi pemimpin, juga tak sekedar bergelar Guru Besar Namun mempunyai Ide dan Gagasan Besar.
Tak boleh juga kita lupa mengucapkan terima kasih kepada mereka para perintis dan pejuang Universitas ini kepada pak Nani Tuloli, Alamarhum Kadir Abdul Samad, Tahir Musa, serta generasi generasi pejuang lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu semoga Dharma Bakti dan Karyanya Akan Selalu di ingat oleh Generasi kita saat ini dan Akan Datang.#
Komentar