FESTIVAL APANGI SEDOT PERHATIAN PENGUNJUNG, MASYARAKAT DEMBE SATU RAMAH DAN BERSAHAJA

KOTA GORONTALO240 Dilihat

Laporan : Danang/Febri Eko
Editor : Mahmud Marhaba

KOTA GORONTALO (KP) – Festival Budaya yang di balut dengan nuansa religi terkait menyambut puasa Asyura 9, 10, 11 Muharam yang biasanya dilakukan secara adat oleh kebiasaan masyarakat Dembe, menjadi destinasi wisata Religi berbasis kebudayaan yang mengundang minat warga sekitar, bahkan wisatawan asing pun melebur melepas dahaga penasaran serta memunculkan nuansa keramahan warga Gorontalo.

Festival yang diadakan setahun sekali ini diaksanakan setiap pertengahan puasa Asyura yaitu 10 Muharam, dan kebetulan untuk tahun 2018 ini jatuh pada tanggal 19 September dan hanya diadakan selama 1 malam.

Pada festival tahun ini selain menjajakan stan-stan kue Apangi secara gratis, juga disediakan stand-stand untuk menunjukan karya seni pemuda Dembe, berupa kerajinan berbahan bambu, seperti lampion bambu, ukiran-ukiran bambu, tempat lampu, dan masih banyak lagi.

Bagaimana sejarahnya terkait festival Apangi? “Nilai historisnya, yang pertama masyarakat dulu itu membawa kue ke Masjid, kemudian Masjid yang mengundang jama’ah – jama’ah yang ada disitu, sehingga nilai historisnya kita mengundang dalam bentuk festival, atau dalam bentuk banyak orang,” tutur Adriyun Katili selaku lurah Dembe 1 menjelaskan terkait festival Apangi.

“Ini adalah murni swadaya masyarakat tanpa ada bantuan dari pemerintah, ataupun lembaga dan sebagainya, kalaupun ada dari jajaran Pemerintah datang, ya sekedar mengunjungi stand-stand yang ada dan kami sudah sediakan, jadi ini tidak dibuka, pokoknya masyarakat datang saja berkumpul, silahkan kunjungi di stand-stand, makan kue gratis biasanya itu setelah sholat Magrib atau Isya itu sudah ramai,” ungkap Adriyun pula menerangkan lebih jauh.

Sementara itu terkait jumlah kue Apangi yang di sediakan warga ditargetkan berjumlah seratus ribu, namun berdasarkan survei terakhir pada malam sebelum acara kue yang telah dibuat melebihi target.
“Iya, jadi ini unik ya, saya kan dari Toili Sulawesi Tengah kebetulan kuliah disini, penasaran saja, soalnya di daerah saya tidak ada, mumpung belum wisuda makanya ini sempatin liat-liat, lumayan juga makan kue apangi gratis, hehe anak kos,” ujar Joko salah seorang pengunjung yang penasaran dengan budaya kearifan lokal berbasis religi warga Gorontalo ini.
Sementara itu, Walikota Gorontalo, Marten Taha bersama rombongan mengunjungi beberapa stand yang sudah dibuka sejak awal. Walikota sendiri baru bisa tiba dilokasi sekitar pukul 21.00 wita dikarenakan padatnya jalanan menuju ke kelurahan Dembe 1. Walikota pun melebur dengan masyarakat Dembe 1 bersama pengunjung dari daerah lainnya di Gorontalo.

Padatnya jalan menuju lokasi festival membuat pengunjung memilih jalan alternatif yang berada di sekitar danau.#(KP)

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar