Pemerintah dan Warga Suwawa Timur Gelar Doa 40 Hari Wafatnya Korban Tanah Longsor

BERITA, DAERAH, GORONTALO51 Dilihat

GORONTALO [kabarpublik.id] – Empat puluh hari telah berlalu sejak tragedi tanah longsor yang mengguncang lokasi tambang rakyat Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.

Untuk mengenang para korban yang kehilangan nyawa, pemerintah bersama warga di Kecamatan Suwawa Timur menggelar acara doa haul 40 hari pada Jumat (16/08/2024), sebagai ungkapan duka dan solidaritas terhadap keluarga korban.

Acara ini dipusatkan di Rumah Dinas Camat Suwawa Timur di Desa Dumbaya Bulan. Ratusan warga, termasuk keluarga korban, berkumpul untuk berdoa bersama, memanjatkan harapan agar para korban yang telah tiada mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.

Hadir pula dalam acara ini para tokoh masyarakat, pemuka agama, serta perwakilan dari komunitas penambang yang turut merasakan dampak mendalam dari tragedi tersebut.

Camat Suwawa Timur, Abdul Karim Tangahu, S.Os., menyampaikan bahwa doa haul ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas yang tulus dari seluruh masyarakat Suwawa Timur.

“Tragedi ini telah meninggalkan luka mendalam bagi kita semua. Salah satu warga kami, yang hingga saat ini belum ditemukan, menjadi bukti betapa besar dampak dari bencana ini. Doa haul ini adalah ungkapan rasa simpati dan harapan kami agar para korban yang belum ditemukan bisa segera ditemukan dan dimakamkan dengan layak,” ucap Abdul Karim.

Abdul Karim juga menekankan bahwa peringatan ini bukan hanya untuk warga Kecamatan Suwawa Timur, tetapi juga untuk korban-korban dari wilayah lain yang turut menjadi bagian dari tragedi ini.

“Kami telah mengundang keluarga korban dari wilayah tetangga, seperti Bolaang Mongondow Selatan, yang keluarganya juga bekerja di lokasi tambang Suwawa. Ini adalah momen kita bersama untuk berbagi rasa duka dan saling menguatkan,” tambahnya.

Acara doa haul ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan keagamaan, mulai dari pembacaan ayat-ayat suci, dzikir, doa bersama hingga dakwah oleh Ustad Sayfudin Mateka. S.Ag.

Tak hanya itu saja, perwakilan dua imam didampingi Kepala Desa Tulabolo Timur juga menggelar doa di titik bor satu dan tiga lokasi bencana tanah longsor terjadi.

Masyarakat tampak khusyuk mengikuti setiap rangkaian acara, dengan harapan yang sama, agar semua amal ibadah korban diterima di sisi Tuhan dan mereka yang belum ditemukan dapat segera ditemukan untuk dimakamkan sesuai dengan prosedur agama masing-masing.

Sejak terjadinya bencana tanah longsor, suasana di Kecamatan Suwawa Timur masih diselimuti rasa duka yang mendalam. Tragedi yang terjadi di titik bor satu dan tiga lokasi tambang rakyat Suwawa ini mengakibatkan puluhan penambang tertimbun material longsor, dengan beberapa di antaranya hingga kini masih belum ditemukan.

Dalam kesempatan tersebut, Abdul Karim juga menyampaikan apresiasi yang besar kepada komunitas penambang yang telah berperan aktif dalam menyukseskan acara doa haul ini.

“Kami sebagai pemerintah kecamatan, sangat berterima kasih kepada para komunitas penambang yang telah memediasi dan ikut serta dalam terselenggaranya acara ini. Solidaritas yang ditunjukkan oleh para penambang ini sangat berarti, menunjukkan bahwa kita semua adalah satu keluarga besar yang saling peduli dan mendukung,” pungkasnya.

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar