PERNYATAAN ADHAN DIANGGAP ‘MENYERANG’ SESEORANG. DAMBEA MALAH ‘TANTANG’ BEDAH PILREK UNG

KONTROL240 Dilihat

Laporan : Tim Kabar Publik (Jarber SMSI), Editor : Mahmud Marhaba.

GORONTALO [KP] – Pernyataan Adhan Dambea, Aleg Deprov Gorontalo yang baru saja dilantik pekan kemarin terkait proses Pilrek kemarin dimana Adhan menyesalkan keputusan Menteri yang menyalurkan seluruh 35% hak suaranya hanya kepada Eduart Wolok, tidak dibagikan merata ke semua kandidat.

Malah pernyataan miring Adhan, selain keputusan Menteri itu melecehkan suara Senat yang mayoritas memilih Mahludin, yang paling tahu rekam jejak setiap calon dibandingkan Menteri yang tinggal di Jakarta, calon yang lain seperti tidak ada nilainya sama sekali. Padahal, masih kata Adhan, Mahludin seorang professor senior, mantan Dekan, sedang menjabat Wakil Rektor dan bersih, tidak pernah berurusan dengan Polisi atau Jaksa menuai kritikan.

Pernyataan ini menurut Nurhadi Taha, selaku Sektetaris IKA UNG tak rasional karena menurutnya Adhan Dambea mengajari Menristek Dikti soal dukungannya pada pemilihan Rektor Universitas Negeri Gorontalo .

“Adhan Dambea harus belajar lagi tentang tata kelola Universitas Perguruan Tinggi Negeri di bawah Kemenristekdikti, dimana Kemenristekdikti punya wewenang penuh dalam tata kelola Universitas Negeri yang ada di Indonesia,” ungkap Nurhadi.

Adhan Dambea, pinta Nurhadi juga diharapkan jangan menyerang personal seseorang dalam mengkritik karena Adhan juga ada kekurangannya dan banyak hal yang bisa di kritik pada personal Adhan Dambea. Sehingga kata Nurhadi lagi, semestinya Adhan berkaca dulu sebelum dia mengkritik orang.

“Saya sebagai Alumni tersingung bila Adhan mendikte dan terlalu mencampuri urusan Kampus UNG.  Kita juga tahu ada sejarah kelam Adhan Dambea dengan UNG tetapi sebagai orang yang berpendidikan tak perlu kita umbar di publik. Tetapi tak perlu kita bicara karena kami orang akademisi tahu etika soal kritik,” tegas Nurhadi Taha.

Adhan Dambea, ungkap Nurhadi, harus tahu bahwa rekam jejak setiap Rektor telah diketahui oleh menteri dan Edwart Wolok tak ada kasus yang bersentuhan dengannya. “Kalau soal putusan hukum itu ranah dari aparat penegak hukum bukan urusan Adhan Dambea dan lainnya. Maka biarlah hal itu penegak hukum yang mengadilinya bukan Adhan Dambea,” tegas Nurhadi kepada media ini, Jumat (20/09/2019).

“Adhan Dambea sebagai tokoh politik semestinya konsentrasi pada janji janji politiknya pada Pileg 2019 soal amanah yang telah diberikan padanya, karena terpilihnya Adhan Dambea harus disyukuri dengan dia berbuat dan konsen pada janji politiknya saat Pileg menjadi Aleg yang amanah dan menepati janji politiknya,” pinta Nurhadi.

Berita terkait pernytaan Adhan juga telah menjadi konsumsi netizen dibeberapa group whatsApp. Ada yang mengatakan jika urusan UNG biarlah diurus oleh UNG, jangan politik masuk ke wilayah itu.

“Karena Saya politisi terus tidak bisa mengritisi dan kritik itu dianggap berbau politik? Saya ini dipilih rakyat Kota Gorontalo dan masyarakat harus tahu jika UNG bukan hanya milik akademisi saja, tetapi milik rakyat dan masyarakat Gorontalo. Wajar jika ada kritikan untuk proses Pilrek yang dianggap tidak demokratis,” tegas Adhan melalui jaringan telepon.

Disampikan Adhan, bahwa kampus UNG sebagai lembaga pendidikan bagi anak cucu kita, yang cikal bakal pemimpin bangsa kedepan, jangan dipimpin oleh Rektor yang diduga tersandung hukum.

“Ini bukan rahasia umum lagi, masa lembaga pendidikan dipimpin oleh mereka yang terindikasi korupsi,” jawab Adhan menanggapi statemen Sekretaris IKA UNG, sambil menegaskan jika dirinya siap berdialog terkait bagaimana keterlibatan masyarakat terhadap keberadaan kampus UNG.

“Saya siap kita bedah persoalan ini, dimana saja dan kapan saja,” tantang Adhan yang merupakan representatif rakyat Gorontalo sebagai wakil rakyat di DPRD provinsi Gorontalo.#[KP]

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar