JAKARTA (kabarpublik) — Keuskupan Umat Katolik di Lingkungan TNI dan Polri atau Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI) turut ambil bagian dalam hari kedua Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025 yang berlangsung di Mercure Convention Center, Ancol. Dalam kesempatan tersebut, OCI memaparkan refleksi karya pastoralnya bersama enam provinsi gerejawi lainnya, menegaskan komitmen Gereja untuk terus hadir di tengah umat, termasuk mereka yang mengabdi di lingkungan militer dan kepolisian.
Koordinator Delegasi OCI, Romo Kolonel Sus Yos Bintoro, Pr, yang juga menjabat sebagai Wakil Uskup Umat Katolik TNI dan Polri, menegaskan pentingnya peran Gereja sebagai pendamping rohani bagi para prajurit dan aparat kepolisian.
“Pelayanan Gereja di lingkungan TNI dan Polri hadir untuk memberikan pendampingan rohani agar umat beriman memperoleh keselamatan jiwa karena belas kasih Allah,” ujar Romo Yos.
OCI, yang sebelumnya dikenal sebagai Keuskupan Militer, memiliki mandat khusus untuk melayani umat Katolik di lingkup TNI dan Polri. Berdasarkan Konstitusi Apostolik Spirituali Militum Curae (1986) serta Bulla Pius XII Nomor 102/50, OCI menjadi bagian resmi dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Sejak berdiri pada 25 Desember 1949, pelayanan OCI telah berkembang pesat. Dari masa Vikariat Militer hingga kini menjadi keuskupan penuh, OCI memberikan pelayanan rohani di berbagai lembaga pendidikan militer dan kepolisian, seperti Akmil Magelang, AAL Surabaya, AAU Yogyakarta, dan Akpol Semarang.
Hadapi Tantangan, OCI Lakukan Langkah Strategis
Dalam refleksinya di SAGKI 2025, OCI menyoroti sejumlah tantangan internal seperti belum adanya pedoman dasar pengelolaan pelayanan umat selama puluhan tahun, keterbatasan tenaga rohaniwan, serta perlunya koordinasi lebih erat dengan keuskupan teritorial. Tantangan eksternal yang dihadapi meliputi regulasi formal dalam rekrutmen dan penempatan pastor di institusi TNI dan Polri.
Untuk menjawab tantangan tersebut, OCI telah mengambil langkah konkret, antara lain: Menyusun Pedoman Direktorium OCI; Membangun komunikasi struktural dengan pimpinan TNI dan Polri; Melaksanakan retret rohaniwan setiap tiga tahun; Menerbitkan buku “Perjalanan Pengabdian 75 Tahun OCI bagi Bangsa Indonesia”; dan Mengembangkan situs web resmi pelayanan OCI.
Saat ini, OCI memiliki 9 pastor organik dan 22 pastor pelayan non-organik (Pasyanmilpol) yang melayani umat di berbagai wilayah Indonesia.
Dalam pandangan OCI, Gereja harus menjadi komunitas yang berjalan bersama dan pembawa pengharapan. Melalui misa bersama pada hari besar keagamaan dan nasional, retret, serta pendampingan keluarga Katolik, OCI berupaya menumbuhkan semangat kasih, persaudaraan, dan pengabdian kepada bangsa.
“Gereja di lingkungan TNI dan Polri harus menjadi tanda pengharapan dan perdamaian, serta menjadi agen perubahan yang menanamkan nilai-nilai Pancasila, Sapta Marga, dan Tri Brata,” tutur Romo Yos Bintoro.
Delegasi OCI dalam SAGKI 2025 terdiri atas Romo Kolonel Sus Yos Bintoro, Pr, Mayjen TNI (Purn) Ibnu Bintang Setiawan, Marsda TNI (Purn) A. Joko Takarianto, Irjen Pol (Purn) Heribertus Dahana R, Brigjen Pol (Purn) Yosepha Sri Suari, AKBP (Purn) Petronela Rosena Hasan, Theodorus Dar Edi Yoga Hartantoro, dan Meinar Dwi Yantie.
Kehadiran OCI dalam SAGKI 2025 menjadi momentum bersejarah, karena untuk pertama kalinya Keuskupan bagi Umat Katolik di Lingkungan TNI dan Polri ikut serta dalam sidang agung Gereja Katolik nasional. Partisipasi ini menandai semangat sinodalitas Gereja yang inklusif dan misioner, berjalan bersama sebagai “Peziarah Pengharapan untuk Perdamaian.”

