BATAM (kabarpublik) – Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menegaskan, kementerian dan lembaga yang hadir pada kunjungan kerja reses di Batam, Kepulauan Riau, hendaknya tidak berhenti pada wacana. Sejumlah program perlu dievaluasi agar tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Ada beberapa program tidak tepat sasaran. Lingkungan strategis berubah, keadaan berubah,” jelas Willy pada, usai kunjungan kerja di Batam yang dihadiri pejabat Kementerian Hukum, Kementerian HAM, Direktorat Jenderal Imigrasi, Ditjen Pemasyarakatan, dan LPSK, di Batam.
Dikutip dari Parlementaria, Sabtu (5/10/2025), Willy mencontohkan program pembangunan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) yang dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
“Sekarang sudah zaman digital. Posko itu ada di tangan (genggaman/handphone) kita. Dan sekarang kan ada fenomena no viral no justice. Masa bertindak harus berdasarkan viral dulu? Nah, kita bikin kanalnya,” jelasnya.
Dia juga menyoroti program desa binaan dari Imigrasi yang dinilai tidak tepat sasaran, karena wilayah itu justru kerap menjadi transit. Ia menekankan pentingnya evaluasi agar pelaksanaan program tidak dipukul rata tanpa mempertimbangkan konteks daerah.
“Spiritnya harus tetap sama, tapi konteks bisa berbeda-beda. Jadi itu yang perlu kita periksa. Tidak harus kacamata kuda untuk menerjemahkannya di daerah. Temuan-temuan ini pada masa sidang berikutnya akan kita evaluasi untuk disampaikan pada kementerian,” tegasnya.
Menurut Willy, komunikasi dengan kementerian maupun pimpinan lembaga sangat penting agar kebijakan yang dijalankan lebih kompatibel.
Kepulauan Riau, khususnya Batam, kata dia, harus menjadi etalase pelayanan publik dan penegakan hukum di bidang keimigrasian, pemberantasan perdagangan orang, dan narkotika.
“Demokrasi itu kan membutuhkan best practice yang bisa kita eksekusi di sini bersama-sama,” katanya.
Willy juga menambahkan, standar pelayanan publik di Batam perlu ditingkatkan, karena wilayah itu bersinggungan dengan negara-negara tetangga yang memiliki standar tinggi.
“Halaman kita harus bersih. Senyuman kita bukan hanya ramah, karena kita langsung di-challenge dengan negara tetangga. Ini motivasi kita sama-sama, ayo bersaing dalam konteks pelayanan dengan negara tetangga,” tutupnya.

