IBM Asmi Gelar Seminar Polwan Goes To Campus

BERITA71 Dilihat

Laporan : Ati Modjo
Editor : YR

JAKARTA [kabarpublik.id] – IBM asmi bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, BP2MI, dan Yayasan Ketahanan Perempuan dan Anak (WCR) menyelenggarakan seminar Sosialisasi Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Terhadap Pekerja Migran Indonesia.

Acara yang berlangsung di Ruang Riye-Riye, Kampus IBM asmi, Pulomas, Jakarta, Rabu (28/08/2024) ini dihadiri oleh berbagai pihak penting dan pemangku kepentingan yang peduli terhadap perlindungan hak-hak pekerja migran, khususnya perempuan.

Seminar ini menjadi ajang penting untuk menyatukan berbagai pihak dalam upaya melindungi pekerja migran Indonesia dari ancaman TPPO.

Hadir dalam acara ini Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Gideon, Angelica Tengker, Rektor IBM asmi, Dr. Ir. Benny Ranti, M.Si, Ketua Yayasan Ketahanan Perempuan dan Anak (WCR), Dr. Margaretha Hanita, SH., M.Si, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya, Kompol Endang Sri Lestari, serta staf ahli dari BP2MI.

BP2MI sebagai Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Lembaga ini berperan sebagai pelaksana kebijakan dalam pelayanan dan perlindungan pekerja migran Indonesia secara terpadu.

Pada kesempatan ini, tenaga ahli dari BP2MI menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan institusi pendidikan dalam memberikan edukasi dan perlindungan kepada para pekerja migran.

WCR dan Perlindungan Perempuan di Era Digital

Yayasan Ketahanan Perempuan dan Anak (WCR) yang dipimpin oleh Dr. Margaretha Hanita, SH., M.Si, merupakan lembaga yang telah berdiri selama 20 tahun dan fokus pada masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Di era digital ini, WCR melihat adanya peningkatan kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan, khususnya yang menjadi pekerja migran.

Dr. Margaretha menyampaikan bahwa kolaborasi dengan BP2MI dan Polda Metro Jaya dalam kegiatan sosialisasi ini sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya TPPO dan bagaimana cara mencegahnya.

“WCR berkomitmen untuk terus mendukung upaya perlindungan bagi perempuan dan anak, terutama mereka yang rentan menjadi korban TPPO. Melalui sosialisasi seperti ini, kami berharap masyarakat dapat lebih waspada dan mampu melindungi diri serta orang-orang di sekitar mereka,” ujar Dr. Margaretha.

Peranan Teknologi dalam Pencegahan TPPO

Rektor IBM asmi, Dr. Ir. Benny Ranti, M.Si, dalam sambutannya menyoroti perkembangan teknologi digital yang dapat menjadi pedang bermata dua dalam konteks pendidikan dan perlindungan masyarakat.

“Teknologi digital tidak bisa disalahkan atas penyalahgunaannya. Yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana manusia menggunakan teknologi tersebut. Di IBM asmi, kami terus mendorong penggunaan teknologi untuk tujuan yang positif, termasuk dalam upaya pencegahan TPPO,” jelasnya.

Dr. Benny juga menambahkan bahwa IBM asmi, sebagai institusi pendidikan tinggi, berkomitmen untuk memberikan perhatian khusus terhadap pemberdayaan perempuan melalui berbagai program, termasuk jurusan kepemimpinan perempuan yang dirancang untuk mempersiapkan para lulusannya menjadi pemimpin yang tangguh di berbagai bidang.

Kepolisian dan Peran Polwan dalam Perlindungan Perempuan dan Anak

Kompol Endang Sri Lestari dari Polda Metro Jaya, yang memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, berbagi pandangannya mengenai peran teknologi dan media sosial dalam meningkatkan risiko TPPO.

“Media sosial, jika tidak digunakan dengan bijak, dapat menjadi alat yang berbahaya. Banyak kasus kekerasan berbasis elektronik di mana pelaku menggunakan media sosial untuk menjerat korban, baik laki-laki maupun perempuan,” ungkapnya.

Kompol Endang juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang cara melaporkan dan menangani kasus-kasus kekerasan seksual dan TPPO.

“Polwan Goes to Campus, sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Polwan ke-79, bukan hanya tentang merayakan hari jadi Polwan, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memberikan sosialisasi dan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak,” tambahnya.

Menguatkan Solidaritas Perempuan Melalui Pendidikan

Angelica Tengker, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Gideon, juga menyoroti pentingnya solidaritas dan dukungan di antara perempuan.

“Tema sosialisasi ini sangat relevan, karena perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban TPPO. Kita perlu membangun kesadaran sejak dini bahwa sesama perempuan harus saling mendukung, bukan hanya berkompetisi atau bergosip, tetapi untuk keamanan, kemajuan, dan daya tahan kita bersama,” ujar Angelica.

IBM Asmi sebagai institusi yang telah lama dikenal dalam menghasilkan sekretaris-sekretaris berkualitas yang bekerja di berbagai instansi, baik di dalam maupun luar negeri.

Dengan program-program yang mendukung pemberdayaan perempuan, IBM asmi terus berkontribusi dalam mencetak perempuan-perempuan tangguh yang siap memimpin di era digital.

Acara seminar ini ditutup dengan harapan dari para penyelenggara dan peserta bahwa sosialisasi pencegahan TPPO ini dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam melindungi pekerja migran Indonesia, terutama perempuan dan anak, dari bahaya perdagangan manusia.

Dengan kerjasama antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan kejahatan TPPO dapat diminimalisir, dan perempuan-perempuan Indonesia dapat hidup dan bekerja dengan lebih aman dan bermartabat.

“Melalui sosialisasi ini, kami berharap setiap peserta yang hadir dapat menjadi perpanjangan tangan BP2MI dan Polda Metro Jaya dalam memberikan informasi dan bantuan sosialisasi, sehingga kita semua dapat berkontribusi dalam mencegah tindak pidana perdagangan orang,” tutup Dr. Benny Ranti, Rektor IBM asmi.

Apa Reaksi Anda?
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar