Laporan : Ifan Saluki
Editor : YR
GORONTALO [kabarpublik.id] – Membangun suatu daerah dalam jangka waktu lima tahun memang bukan perkara mudah. Namun, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, dan Wakil Wali Kota, Ryan F. Kono, telah membuktikan bahwa dengan ketekunan, keseriusan, dan kecerdasan, mereka mampu meraih berbagai capaian prestasi di tingkat lokal, regional, dan nasional.
Tidak lama setelah memulai masa jabatan mereka, Marten dan Ryan dihadapkan dengan bencana alam yang melanda masyarakat Kota Gorontalo. Kantor Pemerintahan Kota Gorontalo bahkan menjadi tempat pengungsian bagi masyarakat terdampak bencana tersebut.
Di tengah pemulihan wilayah dan pemulangan korban bencana banjir yang terjadi sembilan kali berturut-turut, program dan kegiatan Pemerintahan Kota Gorontalo tetap berjalan dengan baik.
Berkat sinergi dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo, upaya perbaikan infrastruktur bekas bencana banjir terus dilakukan. Hasilnya, bencana banjir dapat tertangani di semua wilayah rawan banjir.
Namun, cobaan tidak berhenti sampai di situ. Belum setahun menyelesaikan persoalan banjir, pandemi Covid-19 melanda. Bencana non alam ini tidak hanya menelan korban jiwa tetapi juga memaksa seluruh pemerintah daerah, termasuk Kota Gorontalo, untuk melakukan refocusing anggaran.
Program-program pembangunan yang telah direncanakan harus ditunda karena anggaran dialihkan sesuai regulasi dari Pemerintah Pusat.
Meskipun merasa “terjepit” oleh kebijakan tersebut, Pemerintah Kota Gorontalo di bawah kepemimpinan Marten dan Ryan terus menangani pandemi dengan serius. Bahkan, Kota Gorontalo tercatat sebagai wilayah yang tercepat dalam menangani pandemi Covid-19 dan menjadi daerah pertama yang mampu memulihkan perekonomian pasca-pandemi.
Setelah pemerintah pusat mengumumkan bahwa Indonesia sudah bebas dari pandemi, Marten dan Ryan memanfaatkan peluang tersebut untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, dan religi di Kota Gorontalo. Dukungan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo turut membantu menyukseskan visi misi mereka.
Prestasi di bidang keuangan daerah juga patut diacungi jempol, dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak sembilan kali berturut-turut. Selain itu, perkembangan pesat di bidang infrastruktur, pelayanan, dan sumber daya manusia dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dari delapan kegiatan yang dianggarkan oleh dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), enam kegiatan telah selesai 100 persen, termasuk pembangunan pusat kuliner Kalimadu, pengembangan Rumah Sakit Otanaha, peningkatan kapasitas jalan, dan penataan drainase Kota Gorontalo.
Dua kegiatan lainnya, yaitu pengembangan kawasan pusat perdagangan dan optimalisasi SPAM Dungingi, masih terus diupayakan penyelesaiannya.
“Alhamdulillah, semua sudah selesai. Sistem pengolahan air atau SPAM yang ada di Tanggilingo dan Talumolo, kemudian Kalimadu, ruang bedah jantung di RS Aloei Saboe, pengembangan RS Otanaha, dan sebagainya,” tandas Marten Taha.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan pembangunan ini dan berharap agar hasil pembangunan dapat digunakan dengan baik, dijaga, dan dipelihara.
Dengan berakhirnya masa jabatan mereka, Marten Taha dan Ryan F. Kono meninggalkan warisan yang signifikan bagi Kota Gorontalo, menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, tantangan besar dapat diatasi dan kemajuan daerah dapat tercapai.
Komentar