Bagian ke-2 Tulisan Alyun Hippy
SEMPAT DIREMEHKAN
PARTAI NASDEM bisa dibilang adalah partai yang paling fenomenal di pemilu 2019. Di Gorontalo, partai besutan Surya Paloh yang diketuai Hamim Pou itu, sebelumnya diprediksi akan gagal mengantarkan Rachmad Gobel mewakili rakyat Gorontalo di DPR RI. Lantaran terkendala pemenuhan syarat parliamentary treshold. Bukan hanya di DPR RI saja, NasDem juga diprediksi gagal meraih kursi di DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pemilu 2014 lalu perolehan suara Partai Nasdem secara nasional memang hanya sebesar 3,7 persen atau 3 poin lebih rendah dari syarat parliamentary treshold yang berlaku pada pemilu kali ini. Yakni sebesar 4 persen. Di Gorontalo Partai Nasdem hanya memiliki satu kursi. Dan satu-satunya kursi itu ada di DPRD Kabupaten Gorontalo.
Atas berbagai fakta historikal itu. Tak hanya politisi. Lembaga survei pun ikut melakukan under estimate terhadap nasib Partai Nasdem dan Rachmad Gobel, sebagai lokomotif penarik gerbong perubahan Gorontalo.
Semua orang bisa berprediksi namun tidak halnya dengan hati nurani rakyat. Logika dan rasionalitas rakyat sebagai pemilik suara. Telah mengantarkan Rahmat Gobel sebagai caleg dengan perolehan suara terbanyak dari keseluruhan caleg yang ada.
Berbagai mitos bahkan materi kampanye hitam yang mendiskreditkan Rachmad Gobel dan Partai Nasdem selama masa kampanye berlangsung, berakhir menjadi pepesan kosong.
Sekali lagi, militansi dan patriotisme rakyat Gorontalo yang pernah dibangun Nani Wartabone di era penjajahan, menemukan kembali ruang aktualisasinya melalui sosok Rachmad Gobel, melalui pemilu 2019 yang telah kita lalui bersama.
Rakyat Gorontalo (meski tidak semuanya) telah meyakini bahwa, memperjuangkan masa depan Gorontalo yang pernah dicita-citakan Nani Wartabone adalah sebuah keniscayaan. Masa depan Gorontalo lebih mulia dari sekedar lembaran rupiah.##
Komentar