Pemkot Gorontalo Alokasikan Rp 5,9 Milyar khusus Insentif Nakes

BERITA269 Dilihat

Laporan : Ifan S. Saluki
Editor : YR

GORONTALO [kabarpublik.id] – Pemerintah Kota Gorontalo mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5,9 milyard khusus untuk pembayaran insentif tenaga kesehatan covid-19 di dua Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas.

Ketersediaan dana dan kesiapan pembayaran insentif tenaga kesehatan (Nakes) diutarakan Walikota Gorontalo, Marten Taha pada rapat Forkopimda Tingkat Provinsi Gorontalo, yang dipimpin langsung oleh Gubernur Rusli Habibie secara virtual, (26/07/2021).

“Anggaran ini khusus insentif Nakes penanganan covid pak Gubernur, terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, bidan-perawat dan tenaga kesehatan lainnya. angka ini belum termasuk penanganan pasien umum. Jika dihitung dukungan penanganan belanja kesehatan dan belanja prioritas lainnya sebesar Rp 42,9 milyard rupiah,” ujarnya.

Anggaran ini pun diakui Walikota Marten sudah siap dibayarkan. Namun mengalami keterlambatan, karana masih melalui review BPKP. “Saya harap mekanisme pembayaran insentif Nakes bukan hanya menjadi tanggung jawab daerah, akan tetapi menjadi solusi bersama,” ujar Marten.

Untuk pemanfaatan dana tersebut, dirinya mengucurkannya kesejumlah fasilitas kesehatan Pemerintah, seperti di RSUD Aloei saboe mendapat Rp 4,7 Milyard, Rp 1 milyard untuk RSUD Otanaha dan Puskesmas Rp 200 juta.

“Karena selain rumah sakit, ada juga Puskemas yang melakukan tracing dan surveilans,” kata Marten.

Ketentuan alokasi bidang kesehatan lanjut Marten, menjadi syarat Pemerintah Pusat melakukan transfer dana alokasi umum (DAU) bagi daerah, yakni sebesar 8 persen dari DAU.

“Kami setiap bulan mengirim realisasi data dukungan realisasi penanganan belanja kesehatan dan Nakes lainnya ke Kementrian Keuangan (Kemenkeu). Karena jika tidak mencapai 8 persen, akan mempengaruhi pencairan DAU ke daerah,” ujar Marten.

Terkait realisasi anggaran insentif tenaga kesehatan, Marten sudah merealisasikan anggaran tersebut sekitar RP 3,5 milyard untuk penanganan di rumah sakit umum daerah aloei saboe dan otanaha.

Namun dirinya mengakui ketersediaan anggaran tersebut tidak akan dapat memenuhi kebutuhan jasa tenaga kesehatan selama satu tahun. Menurutnya Pemkot tidak akan sanggup membiayai secara mandiri kebutuhan tersebut.

“Jika dihitung dari januari sampai desember tahun ini, minimal dibutuhkan Rp 14 milyard setahun. Angka ini diprediksi bisa melonjak ketika melihat kondisi meningkatnya pasien covid-19. Oleh karena itu, kami mohon bantuan dukungan anggaran dan Pemerintah Provinsi dan Pusat,” ujarnya.

Permintaan Marten sangat beralasan, sebab awalnya pembebanan insentif tenaga kesehatan penanganan covid-19 menjadi tanggung jawab Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Hal itu seiring dengan penunjukkan rumah sakit umum daerah aloei saboe sebagai satu-satunya rumah sakit rujukan covid 19 di Provinsi Gorontalo. #[KP]

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar