BERITA

Pariwisata Jangan Bergantung pada APBN

DENPASAR (kabarpublik) – Sektor pariwisata Indonesia hingga kini masih tergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal itu dinilai sebuah ironi, sementara di berbagai belahan dunia, pariwisata justru menjadi penyumbang utama APBN.

Demikian dikemukakan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga. Menurutnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang sifatnya regulator tidak dapat berdiri sendiri. Ia mempertanyakan kecukupan anggaran Kemenparekraf untuk membangun destinasi super prioritas dan menyarankan perlunya koordinasi dengan BUMN Pariwisata, seperti InJourney.

Dia mencontohkan kasus BUMN perhotelan, Hotel Indonesia Natour (HIN). Ia menyayangkan bahwa HIN hanya memiliki hotel di Bali, sementara destinasi menarik lainnya, seperti Danau Toba, belum tersentuh.

“Kalau di sana sudah tumbuh perhotelannya, objek wisatanya jelas sudah ada, wisata alam, lalu ada event, atraksi, sport tourism segala macam, maka secara tidak langsung pariwisata itulah yang menjadi kontributor utama terhadap APBN,” katanya, di Bali, seperti dikutip dari Parlementaria, Selasa (4/11/2025).

Minimnya sport tourism (pariwisata olahraga) yang dapat diandalkan juga disorot. Ia membandingkan dengan negara lain, seperti Spanyol, yang terkenal dengan Matador, atau Inggris, Italia, dan Jerman yang menarik jutaan wisatawan melalui liga sepak bola mereka.

Lamhot menaruh harapan besar pada Menteri Pemuda dan Olahraga saat ini, Erick Thohir, untuk menumbuhkan sport tourism yang berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Dia juga menegaskan, peran utama pemerintah seharusnya bukan menopang pariwisata dengan APBN, melainkan fokus pada tiga hal vital, yakni membangun infrastruktur dasar, memastikan aksesibilitas dan konektivitas antarwilayah, hingga marketing/promosi secara masif. 

Destinasi seperti Danau Toba dan Raja Ampat, kata dia, sudah dikenal turis Eropa dan di luar Eropa. Namun Lamhot mengkritik lemahnya promosi, seperti tidak adanya exhibition turisme besar dari Indonesia yang sebanding dengan Osaka Exhibition di Jepang.

Dia berharap, melalui fokus pada tiga peran itu, target kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) dapat meningkat dari 12 juta menjadi 20 juta lebih pada tahun berikutnya.

Peningkatan jumlah wisman ini, terutama melalui long stay (tinggal lebih lama) yang didorong oleh event dan sport tourism, akan berdampak signifikan pada devisa.  “Minimal berarti dia harus tinggal tujuh hari. Tujuh hari dikali $1.390, ya kurang lebih sudah sekitar $13.000 per satu orang yang spend. Kalau dikalikan sekian juta orang, sudah berapa triliun? Hanya dari wisman,” hitungnya.

Politisi Golkar itu juga menekankan semua rencana ini harus dirancang secara sistematis oleh pemerintah sebagai turunan dari undang-undang pariwisata demi mencapai kemandirian sektor pariwisata yang mampu berkontribusi besar pada APBN.

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Related posts

Pemkot Gorontalo Raih WTP 10 Kali Tanpa Jeda, Bukti Pengelolaan Keuangan Daerah yang Prima

Ivan KP

Dua Hari Lagi PAS, SMP Nasional Banau Ternate Sudah Siap 100 Persen

Ivan KP

Tadris Fisika UIN MY Batusangkar Raih Akreditasi Unggul dari LAMDIK

Ivan KP

Leave a Comment