Laporan : Tim KP (Jarber SMSI), Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO [KP] – Gorontalo Corruption Watch (GCW) meminta Menristekdik segera menetapkan Rektor UNG (Universitas Negeri Gorontalo) defenitif hasil Pilrek (pemilihan rektor) agar kegiatan kampus bisa segera berjalan normal. GCW mencatat hingga hari ini misalnya, kegiatan Wisuda Sarjana dan Pasca Sarjana belum bisa digelar karena menunggu Rektor definitif. Mahasiswa tidak mau ijazah mereka ditandatangani Plt. Rektor kendati peraturan membolehkannya. Berikut kampus baru di Bone Bolango sudah diresmikan oleh Menteri sejak Januari lalu tapi sampai sekarang belum dimanfaatkan dan terkesan terbengkalai karena masih berkutat dengan Pilrek.
Menurut Deswerd bila Menteri serius penetapan Rektor definitf tak butuh waktu lama. Kasus Universitas Negeri Malang misalnya, tak sampai seminggu sejak digelar Pilrek sudah ditetapkan Rektor definitifnya. Biasanya akan menjadi agak lama bila ada permintaan Kementerian agar calon diperiksa asal usul harta kekayaannya oleh KPK dan PPATK. Tapi itu pun tak lebih dari sebulan. “Jadi tergantung keseriusan Menteri,” kata Deswerd.
Seperti diketahui Pilrek UNG sudah digelar 2 September lalu, diikuti 5 kandidat. Yang memperoleh suara terbanyak Mahludin Baruadi (42 suara) dan Edward Wolok (27 suara). Sedangkan tiga calon lainnya tidak mendapat satu pun suara, sehingga Rapat Senat UNG melakukan voting 3 calon Rektor lainnya untuk memenuhi 3 pasang Caleon Rektor yang akan diusulkan ke Kementrian, dan Ani Hasan unggul sehingga masuk dalam bursa nama yang akan diajukan ke Kementrian. Menurut Ketua Pemilihan Rauf Hatu, 3 nama ini yang akan dikirim ke Kementerian yang memiliki 35% suara untuk dipilih lagi sebagai Rektor definitif. “Saya berharap tidak sampai sebulan sudah ada hasilnya,” kata Hatu.
“Beredar kabar kalau Mahludin yang mendapat dukungan dari sesama profesor itu, mendapat dukungan penuh pemerintah daerah. Beredar kabar pula kalau ada pihak-pihak yang tengah melobby Pusat untuk memenangkan calonnya, bahkan melobby salah satu Ketua Partai yang dekat dengan Menteri,” kata Deswerd.
Pembina LSM Yaphara, Adhan Dambea mengatakan, dari hasil Pilrek tahap penyaringan itu dia berharap Menteri sudah bisa membaca aspirasi para Guru Besar UNG sehingga adil dalam mendistribusikan hak suaranya. Itu sebabnya, kata Adhan, siapa yang memperoleh suara terbanyaklah yang mesti ditunjuk sebagai Rektor, apalagi selisih suaranya sangat jauh.
“Saya tidak kenal Mahludin yang mendapat suara terbanyak itu. Belakangan Saya telusuri baru ketahuan Dia bergelar profesor, mantan Dekan Pertanian dan Wakil Rektor. Orangnya juga bersih. Tidak pernah bersentuhan aparat hukum. Sedangkan Edward Wolok masih muda, cerdas, belum lama menyandang Doktor, dia aset UNG, masih ada peluang pada periode berikut. Ini pandangan saya agar kelak tidak menimbulkan gejolak di kampus,” jelas Adhan seraya berharap Menteri secepatnya menetapkan Rektor defenitif.
Beberapa dosen dan mahasiswa UNG yang dimintai tanggapannya juga berharap Menteri segera menetapkan Rektor definitif agar kegiatan kampus bisa segera kembali berjalan normal.#[KP]
Komentar