Laporan : Sujono / Editor : YR
GORONTALO [kabarpublik.id] – Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengakui belum berhasilnya program wajib belajar 9 tahun di Kabupaten Gorontalo. Sudah berlangsung selama 20 tahun kata Nelson, Pemda berjibaku untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun masih jauh dari kata sukses.
“20 tahun kita sudah bicarakan dan itu fakta terlihat hari ini masih sekitar 60 persen lulusan di Kabgor adalah SD bahkan putus sekolah,” kata Nelson saat membuka Fokus Group Discission, Pencapaian Wajib Belajar 9 Tahun melalui Integrasi Pendidikan Dasar, Selasa (14/12/2021).
Nelson mengakui kelemahan pemkab yang selama ini hanya fokus pada pembangunan di sektor lain dan sedikit mengabaikan masalah capaian belajar 9 tahun. Semangat membangun yang cenderung tak berpedoman pada data till juga menjadi faktor penyebab tambahan dari gagalnya sektor pendidikan ini. Pemda kata dia, hanya terlena, dengan melakukan kerja kerja, sementara sektor yang tak kalah penting ini terabaikan.
“Ini yang sering saya sampaikan, kalau ingin membangun merancang pembangunan harus didasarkan pada data dan ternyata setelah kita lihat data, karena terlena membangun, membangun dan membangun yang dicanangkan, akhirnya wajib belajar tidak mencapai target,” kata Nelson.
“Karena, tritika dan sebagainya hanya berdasarkan rasa tapi tidak berdasarkan data. Maka hari ini, kita bicara data ternyata 60 persen lulusan SD,” tambahnya.
Meski begitu, capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabgor perlu diapresiasi. Meski tak mencapai hasil gemilang, IPM Kabgor masih rangking 3 di Provinsi Gorontalo.
“Kenapa IPM dibawah? Karena lama sekolah kita masih dibawa dan rata – rata lulusan SD bahkan putus sekolah,” ujar Nelson.
Untuk sektor ekonomi Kabgor kata mantan Rektor Universitas Negeri Gorotalo itu cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari angka kemiskinan yang mengalami trend penurunan dari tahun ke tahun.
“Nah, ini menjadi tantangan bagi kita sekalian. Meski semua warga di Kabgor rata pekerja, namun Pendapatan perkapita masyarakat dipengaruhi tingkat pendidikan. Jika pendidikan rata lulus SD maka upahnya juga rendah,” pungkas Nelson Pomalingo. #[KP]
Komentar