Laporan : Yadi / Editor : YR
Maluku Utara [Kabarpublik.id] – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa, di Hotel Grand Majang, Senin 30 Juni hingga 5 Juli 2025.
Pelatihan ini diikuti 30 orang peserta dari 11 Puskesmas di wilayah Kota Ternate, yaitu terdiri dari 11 orang Dokter, 17 orang perawat, dan 2 orang Bidan. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu melakukan penatalaksanaan kasus gangguan jiwa terpadu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer atau FKTP dalam wilayah Kota Ternate.
Kepala Dinas Kesehatan dr. Fathiyah Suma dalam sambutannya menjelaskan, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
“Upaya promotif dan preventif dilakukan dengan pendekatan siklus kehidupan dan kelompok risiko, yaitu mulai dari masa persiapan pra nikah, ibu hamil, bayi dan balita, anak dan remaja, dewasa hingga lanjut usia. Pelayanan ini sejalan dengan integrasi layanan primer di Puskesmas yang mewajibkan adanya skrining kesehatan jiwa pada seluruh kelompok usia masyarakat. Dan dalam melakukan pelayanan kesehatan jiwa terpadu perlu adanya kolaborasi antar profesi meliputi dokter dan perawat,” ucapnya.

Ditegaskan, pelayanan kesehatan jiwa tidak hanya berfokus pada pelayanan penderita ODGJ berat, namun juga meliputi skrining dan deteksi dini kesehatan jiwa dan penatalaksanaan gangguan jiwa lain, seperti depresi, gangguan cemas hingga gangguan perkembangan dan perilaku pada anak dan remaja, serta tatalaksana kegawatdaruratan psikiatrik yang nanti akan dipaparkan oleh narasumber dan fasilitaor.
Tujuan dari kegiatan ini Fathiyah menerangkan, untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan jiwa di Puskesmas dalam menjalankan upaya pelayanan kesehatan jiwa terpadu. Karenanya, ia berharap, dengan mengikuti kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan upaya pencegahan dan deteksi dini gangguan jiwa dan peningkatan kualitas, aksesibilitas, dan tersedianya tenaga kesehatan terlatih dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa secara komprehensif khususnya di Kota Ternate.
“Tenaga kesehatan terlatih diharapkan mampu melakukan skrining dan tatalaksana dini berbagai gangguan jiwa di masyarakat di wilayah kerjanya dan dapat melakukan rujukan sesuai prosedur. Para dokter dan perawat agar mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh dan berkomitmen mengimplementasikannya pada unit pelayanan masing-masing,” pintanya.
Ia melanjutkan, upaya promotif, preventif dan rehabilitatif hendaknya dilakukan sesuai dengan kondisi setempat dan dapat menjadi pionir bagi pengembangan pelayanan kesehatan jiwa dan mengubah stigma negatif gangguan jiwa di masyarakat khususnya di Kota Ternate.
Komentar