Laporan : Tim Kabar Publik
Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO (KP) – Proses Pemilihan Calon Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kini akan memasuki tahap penetapan bakal calon Rektoor UNG hingga tanggal 10 September mendatang.
Siapa sosok yang bakal menggantikan Rektor UNG 2 periode saat ini? Semua masih sangat rahasia. Pada tahap berikutnya, akan keluar 3 nama yang bakal diusung ke Pusat untuk dilakukan pemilihan oleh Senat Universitas Negeri Gorontalo.
Salah satu calon Rektor UNG Periode 2018-2022, Eduart Wolok kepada sejumlah wartawan mengatakan sebagai calon Rektor, dirinya mendapat dukungan dari keluarga, para dosen di lingkungan UNG, para sahabat, rekan-rekan Civitas Akademika UNG dengan sebuah dasar untuk membangun UNG yang lebih baik.
UNG tanpa disadari, telah memiliki banyak perkembangan yang bisa disandingkan dengan sejumlah Universitas ternama di tanah air. Edwart mengakui bahwa tantangan Perguruan Tinggi pada masa mendatang sangat berat. Dari segi pengalaman dan kepercayaan diri yang selama ini terbangun, Eduart Wolok yang sejak tahun 2010 mendapat kepercayaan sebagai Wakil Rektor 2 UNG lebih memilih untuk melakukan adaptasi dari sebuah persoalan yang ada.
Melihat tantangan Perguruan Tinggi yang saat ini dan kedepan nanti, kita harus mampu beradaptasi terhadap tantangan ini dan bagaimana kita bisa bertahan, yakni dengan memetakan tantangan yang kita hadapi, sehingga akan melahirkan langkah apa yang akan dihadapi.
“Seperti apa UNG kedepan nanti dan bagaimana membawa UNG lebih unggul dan berdaya saing. Itu yang harus kita pikirkan dengan memetakan persoalan tersebut, Tegas Eduart usai dirinya melakukan pendaftran calon Rektor, Jumat (31/08/2018).
Lahir dari sebuah kecintaan yang tinggi terhadap UNG, Eduart terus membina silaturahim dan komunikasi dengan anggota senat sehingga dukungan akan terus terjaga. Diakuinya, sebelum dirinya menjabat sebagai Wakil Rektor 2, silaturahim dengan semua tetap dijaga hingga saat ini.
Disadarinya, kondisi pro dan kontra dalam sebuah pertarungan pasti ada. Namun, Doktor lulusan IPB ini mengatakan bahwa mereka yang pro adalah kekuatan, sementara yang kontra adalah sebuah daya yang dijadikan untuk instropeksi diri berbuat lebih baik.
“Saya selalu optimis, dengan kebersamaan yang dibangun dengan semua kalangan, akan membawa UNG lebih baik lagi,” ungkap Eduart yang sangat menghindari black campain, sehingga dirinya menghindari dari jebakan politik praktis.
“Ini kampus, lembaga pendidikan, proses pemilihan Rektor adalah bagian demokratis, tetapi yang kita kedepankan adalah politik akademisi yang mengedepankan gagasan, kesantunan dan tidak saling menjelekan,” ungkap Eduart Wolok yang optimis maju ke tiga besar dengan tidak saling mecederai.#(KP)
Komentar