Laporan : Adi / Editor : YR
MALUKU UTARA [Kabarpublik.id] – Sebanyak 33 tenaga kesehatan dari 11 Puskesmas di Kota Ternate mengikuti Orientasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 2024 yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate melalui Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK).
Menjadi narasumber dan fasilitator dalam kegiatan tersebut adalah dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dan Dinas Kesehatan Kota Ternate. Agenda yang diselenggarakan di Grand Majang Kota Ternate ini selama empat hari, mulai dari tanggal 8 hingga 11 Oktober.
Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan Kota Ternate, Muh Asri mengemukakan, Kementerian Kesehatan telah menjalankan Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia melalui Enam Pilar Transformasi Kesehatan. Salah satu pilar utama, yaitu Transformasi Layanan Primer yang dijalankan untuk mengatasi berbagai tantangan dalm pencapaian Indikator Kesehatan Nasional.
“Transformasi Layanan Primer difokuskan untuk meningkatkan layanan promotif dan preventif, seperti memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, membangun infrastruktur, melengkapi sarana, prasarana, SDM, serta memperkuat manajemen di seluruh layanan primer di tanah air,” sebutnya saat dikonfirmasi media ini, Selasa (8/10/2024).
Asri mengatakan, perubahan mendasar pada transformasi layanan kesehatan primer terletak pada desain layanan yang difokuskan pada kelompok sasaran (people center) yng diberikan sampai tingkat RT dan keluarga. Desain ini memberikn paket layanan untuk masing- masing siklus hidup diberbagai tingkatan layanan kesehatan yang ada di Puskesmas, baik pelayanan di dalm gedung maupun luar gedung.
Ia melanjutkan, pelayanan yang semula berbasis program akan berubah menjadi berbasis siklus kehidupan sebagai platform integrasi layanan kesehatan. Secara umum pelayanan di Puskesmas akan terbagi menjadi empat klaster, yaitu Klaster Manajemen, Klaster Pelayanan Ibu Hamil dan Anak, Klaster Pelayanan Kesehatan Usia Dewasa, dan Lanjut Usia, serta Klaster Penanggulangan Penyakit Menular.
“Perubahan ini akan mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat kelurahan. Pada level kelurahan akan dirancang melalui Puskesmas Pembantu atau Pustu yang memiliki jejaring, berupa kegiatan layanan kesehatan dalam bentuk kegiatan Posyandu ditingkat RT. Tentunya hal tersebut harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan yang sudah terampil dan terlatih,” jelas Kepala Bidang SDK.
Karna itu, dalam rangka pelaksanaan ILP di Kota Ternate diperlukan pembekalan pengetahuan dan kemampuan serta penguatan peran tentang integrasi layanan primer, sehingga dengn adanya pertemuan ini kiranya Dinkes dan Puskesmas dapat menerapkan ILP secara bertahap sesuai ketersediaan sumber daya yang ada.
“Kelurahan yang tidak memiliki Pustu, untuk sementara dapat menunjuk tenaga kesehatan di Puskesmas untuk menjalankan fungsi pemantauan wilayah setempat (PWS) bersama dua orang kader. Sedangkan untuk Dinkes dapat melakukan pendampingan serta monitoring evaluasi secara berkala untuk memantau pelaksanaan ILP, agar berjalan secara optimal,” pungkasnya.
Komentar