Laporan : Derek / Editor : YR
Raja Ampat [kabarpublik.id] – Universitas Nani Bili Nusantara dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menggelar Gerakan Nasional Revolusi Mental di Kampung Warsambin Raja Ampat,Papua Barat, Belum lama ini Senin (20/9/2021) WIT.
Melalui gerakan tersebut, Universitas Nani Bili dan Kementerian PMK melakukan sosialisasi penanggulangan gizi pada anak- anak asli Papua di tengah pandemi Covid-19.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam dan dihadiri Kepala Distrik Teluk Mayalibit, Kepala Kampung Warsambin serta sejumlah masyarakat warsambin Distrik Teluk Mayalibit.
Koordinator Gerakan Nasional Revolusi Mental, Ronald Salomena, dalam kesempatan itu menyatakan, Gerakan Nasional Revolusi Mental ini pertama kalinya dilakukan di Raja Ampat.
Kata dia, kurang lebih seratus universitas dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang ikut dalam gerakan Nasional Revolusi Mental,
Namun, sambung dia, hanya sekira 50 universitas dan perguruan tinggi yang terpilih, dan salah satunya adalah Universitas Nani Bili Nusantara di Papua dan Papua Barat.
Ronald juga menuturkan terimakasih kepada pemerintah daerah Raja Ampat atas kerjasama yang baik dalam upaya menyukseskan kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental di kampung Warsambin Distrik Teluk Mayalibit.
“Jadi saya berterimakasih kepada pemerintah daerah, baik Kabupaten, Distrik dan pemerintah Kampung atas kerjasama yang baik. Semoga kegiatan ini berjalan dengan baik”. ucapnya.

Kegiatan sosialisasi penanggulangan gizi pada anak-anak asli Papua di Raja Ampat akan dilanjutkan di sejumlah kampung di wilayah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, memberikan apresiasi kepada pihak universitas Nani Bili dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia atas kegiatan tersebut.
Menurut Orideko, kegiatan sosialisasi seperti ini merupakan sebuah keniscayaan, karena dinilai sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi penerus.
Kata Orideko, di zaman digitalisasi saat ini, di satu sisi memiliki dampak negatif bagi anak-anak. Adanya perihal tersebut, ia menghimbau kepada orang tua daripada anak-anak agar memberikan pendidikan sejak dini.
Kaitannya dengan sosialisasi penanggulangan gizi kepada anak-anak asli Papua, Orideko menegaskan kepada orang tua untuk menjaga kesehatan anak-anak, sehingga dapat meniti pendidikan tanpa ada kendala kesehatan.
“Kalau gizi bagus, badan sehat maka pasti kita belajar juga bagus. Anak-anak juga harus diberikan makan yang bergizi, jangan bermain sampai lupa makan”.ujar Orideko.
Gerakan Nasional Revolusi Mental yang dikemas dalam kegiatan sosialisasi penanggulangan gizi bagi anak-anak Papua tersebut, lebih difokuskan kepada para murid-murid Sekolah Dasar (SD) di Warsambin.
Pelaksanaan sosialisasi penanggulangan Gizi bagi anak-anak Asli Papua yang dipusatkan di Kampung Warsambin juga melibatkan pemerintah daerah,yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat,Jelasnya.(DRK).
Komentar