Laporan : Ifan Saluki
Editor : YR
GORONTALO [kabarpublik.id] – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap anak di kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo.
Kegiatan ini mengusung tema Peningkatan Kapasitas Tim Satgas Penanganan Pencegahan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan sebagai upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari kekerasan.
Kepala Dinas PPPA Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman, dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kasus kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual, masih menjadi perhatian serius di Gorontalo.
Ia menegaskan pentingnya peran Tim Satuan Tugas (Satgas) di setiap satuan pendidikan dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan terhadap anak.

“Peningkatan kapasitas Tim Satgas sangat penting agar mereka memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai pola kekerasan terhadap anak, khususnya kekerasan seksual. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, para anggota Satgas dapat lebih proaktif dalam melakukan pencegahan dan penanganan kasus di lingkungan sekolah,” ujar dr. Yana Yanti Suleman.
Dalam kegiatan tersebut, hadir sebagai narasumber seorang psikolog, Temmy Andreas Habibie, S.Psi., M.Psi. Ia memberikan wawasan tentang pentingnya pendekatan psikologis dalam menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Menurut Temmy, kekerasan seksual terhadap anak sering kali tidak terdeteksi karena berbagai faktor, seperti minimnya pemahaman orang tua dan tenaga pendidik, serta ketakutan korban untuk melaporkan kejadian yang dialaminya. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas Tim Satgas di sekolah menjadi langkah strategis dalam upaya pencegahan dan penanganan.

“Anak yang menjadi korban kekerasan seksual sering mengalami trauma yang mendalam. Jika tidak ditangani dengan tepat, dampaknya bisa berkepanjangan hingga dewasa. Oleh karena itu, peran Tim Satgas di sekolah bukan hanya dalam mencegah kekerasan, tetapi juga dalam memberikan pendampingan psikologis bagi korban,” jelas Temmy.
Ia juga menekankan bahwa selain melatih Tim Satgas dalam mengenali tanda-tanda kekerasan, penting untuk memastikan adanya mekanisme pelaporan yang efektif.
“Tim Satgas harus bekerja sama dengan guru, orang tua, dan instansi terkait dalam menangani setiap laporan kasus kekerasan agar korban mendapatkan perlindungan serta pemulihan secara fisik dan psikologis,” ujarnya.
Sosialisasi ini juga menyoroti pentingnya kerja sama antara berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak. Pemerintah daerah, dinas pendidikan, lembaga perlindungan anak, serta masyarakat harus bahu-membahu dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
dr. Yana Yanti Suleman menegaskan bahwa pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi tenaga pendidik dan Tim Satgas di satuan pendidikan.
“Kami berharap sosialisasi ini tidak berhenti di sini. Kami akan terus berupaya memperkuat perlindungan anak di Gorontalo melalui berbagai program, termasuk pembentukan sistem pelaporan yang lebih efektif, pendampingan korban, serta edukasi bagi masyarakat agar kasus kekerasan terhadap anak dapat ditekan secara signifikan,” tutupnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan lingkungan pendidikan di Gorontalo semakin aman dan bebas dari kekerasan, sehingga anak-anak dapat belajar dan berkembang dengan optimal tanpa rasa takut.
Komentar