Laporan : Tim KP, Editor : Mahmud Marhaba
JAKARTA [KP] – Kondisi pandemi COVID-19 saat ini telah mengakibatkan terhambatnya seluruh aktivitas masyarakat secara langsung, termasuk salah satu kegiatan perkuliahan mahasiswa yaitu pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL). Merujuk pada protokol dan aturan yang dikeluarkan oleh pihak Universitas Indonesia yakni melarang warga kampus untuk berkumpul pada satu area dalam jumlah yang banyak, kegiatan PBL pada tahun ini dilakukan secara daring (online). Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian edukasi terkait pencegahan dan penanggulangan COVID-19 yang ditujukan kepada masyarakat di Kelurahan Puspanegara, Kecamatan Citeureup. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 10 mahasiswa FKM UI yang dibimbing oleh Dr. Robiana Modjo, S.KM., M.Kes. dan Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si., PhD.
“Kegiatan PBL tahun ini menjadi sangat berbeda dengan kegiatan di tahun sebelumnya karena adanya pandemi COVID-19. Sehingga kegiatan yang sebelumnya sudah direncanakan, harus diubah dan menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok” ungkap Heykal selaku ketua kelompok PBL.

Prioritas dari kegiatan PBL kali ini adalah penyusunan buku saku “Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19” mengingat masyarakat desa sebagai garda terdepan dalam menghadapi COVID-19, buku ini diharapkan akan menjadi panduan kepala desa dan masyarakat desa dalam melawan pandemi COVID-19. Buku saku ini merupakan hasil kerjasama Universitas Indonesia dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Direktorat Pusat Riset dan Respon Bencana Universitas Indonesia (DRRC UI), dan Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI). Buku saku ini diharapkan sebagai pedoman bagi masyarakat desa untuk bisa tangguh melawan bencana non-alam seperti COVID-19.
Adapun isi dari buku saku “Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19”, yaitu meliputi penjelasan terkait COVID-19 dan desa tangguh bencana, beberapa tips dan strategi praktis dalam upaya mencegah penularan dan penanganan COVID-19, seperti physical distancing, isolasi mandiri, edukasi terkait COVID-19, termasuk dalam menghadapi era adaptasi kebiasaan baru. Buku saku ini akan disebarluaskan kepada ±74.953 desa di Indonesia baik dalam bentuk digital (bit.ly/bukusakudestana) ataupun fisik.
Mahasiswa kelompok PBL 1 juga berkesempatan untuk berkunjung ke kantor Dr. Nata Irawan selaku Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa untuk proses pembuatan video yang dilakukan secara luring (offline) dengan menegakkan protokol kesehatan. Adapun tujuan dari video edukasi ini untuk menyederhanakan materi dari buku saku, sehingga masyarakat desa dapat lebih mudah memahaminya.
Perwakilan mahasiswa kelompok PBL 1 telah memberikan buku saku dan video edukasi kepada Drs. Suharto, M.Si. selaku Lurah Puspanegara, Jumat, 20 November 2020. Penyerahan tersebut diberikan secara langsung dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Selain itu, pada Senin, 23 November 2020, Kelompok PBL 1 bersama dengan Kelompok PBL 4 telah melaksanakan penyerahan hasil akhir dari kegiatan PBL secara virtual. Acara ini terselenggara dengan baik berkat arahan dan dukungan dari Kepala Program Studi K3 FKM UI, Mila Tejamaya, S.Si., M.OHS., Ph.D.; Kepala Departemen K3 FKM UI, Indri Hapsari, S.K.M., M.K.K.K., Ph.D.; Pembimbing PBL 1, Dr. Robiana Modjo, S.K.M., M.Kes.; dan Pembimbing PBL 4, Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si. Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Lurah Puspanegara, Drs. Surharto, M.Si.; Kepala Desa Karang Asam Timur, Yamin Bunyamin, S.Pd., serta seluruh anggota kelompok PBL 1 dan PBL 4.

“Mewakili kelompok PBL, tentu sangat senang dapat membantu masyarakat melalui edukasi tentang desa tangguh bencana COVID-19 ini dengan dibuatkannya buku saku dan video. Harapannya, masyarakat desa di seluruh Indonesia dapat menekan penyebaran penyakit ini melalui penguatan desa. Tentu ini menjadi pengalaman yang berharga bagi kami, melalui kegiatan PBL kami bisa membantu warga desa, tidak cuma 1 desa, namun desa di seluruh Indonesia agar bisa bersama-sama melawan penyakit COVID-19 ini” ucap Heykal.
Dengan adanya kedua output tersebut, diharapkan seluruh masyarakat desa dapat menerapkan pencegahan dan penanggulangan COVID-19 serta mampu beradaptasi pada kebiasaan baru atau new normal dalam memutuskan mata rantai COVID-19.#[KP/Adv]
Komentar