Resensator : Jhen Rahmad, S.H.M.Kn
SUMATERA BARAT[kabarpublik.id ] – Lompatan Mimpi Anak Air Bangis, sebuah buku yang baru rilis, Maret 2025, ditulis oleh Sirajul Munir, seorang dosen UIN Mahmud Yunus, Batusangkar, Sumatera Barat, Penerbit Aksara Plus, dengan ketebalan 170 halaman, tersedia di Gramedia, dibanderol dengan harga Rp 72.000,00.
Buku ini bercerita tentang seorang anak kampung yang berasal dari Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera Barat, terlahir dari Ayah dan Ibu yang sederhana (istilah halus dari miskin). Tapi tak pernah berserah pada kalah, berjuang mewujudkan mimpi-mimpinya hingga meraih gelar Doktor dan dipercaya oleh kampusnya menjadi Wakil Rektor.
Penulis membagi kisahnya melalui tiga babakan: perjuangan saat kecil hingga remaja bersama saudara dan Ayah Ibunya di kampung halaman, tahap merantau (kuliah) di Padang dengan menjadi marbot pada sebuah Masjid, dan ketika memulai karir di Kampus UIN Mahmud Yunus, Batusangkar, dimulai dari seorang dosen biasa, menuju Ketua Jurusan, Dekan, dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Ia memulai kisah hidupnya dengan berjualan gorengan (bakwan) yang diletakkan di atas kepala, setelah shalat subuh, sebelum berangkat ke sekolah, keliling kampung mendendangkan kata-kata bakwan, berharap didengar dan dipanggil, dibeli hingga habis.
Setiap hari Sabtu, ia meminta izin pada Kepala Sekolah MTsN bahkan berlanjut hingga MAN untuk libur demi menarik becak, membawa beras dan belanjaan Emak-emak di pasar (balai) yang hanya sekali seminggu, tanpa merusak prestasi di sekolah. Pernah saat penerimaan rapor, ia tidak hadir, malah bertemu dengan guru dan kawan sekolah di pasar membawa kabar, “Engkau dapat juara umum.”
Petualangan merantau dimulai saat lulus di IKIP Padang melalui jalur undangan (PMDK), sebelumnya kembarannya telah diterima duluan di UNAND dengan jalur yang sama.
Karena Ayah dan Ibunya hanyalah orang biasa, jauh dari kata kaya, ia sempat gamang, tapi sayang jika kesempatan ini dilewatkan. Boleh jadi peluang ini pintu masuk untuk merubah nasib menjadi lebih baik.
Untuk menghemat biaya, ia tinggal di Masjid, menjadi garin, mengajar TPA, menjadi guru privat dari rumah ke rumah, di hidangkan makanan dan minuman. Lumayan tak perlu makan malam lantaran perut sudah kenyang
Saat tamat, ia mencoba peruntungan tes dosen dan diterima di UIN Mahmud Yunus, hanya beberapa bulan setelah wisuda, sedang kembarannya juga telah diterima sebelumnya bekerja.
Lalu ia dan kembarannya bahu membahu “menggendong” kelima adiknya sekolah. Nyaris semuanya kuliah di kampus negeri, dan kini telah bekerja di jalur yang berbeda-beda
Kekuatan dan Kelemahan Buku
Buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan, mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun, tapi maknanya dalam dan emosinya kuat. Pembahasan setiap judulnya pendek. Mungkin Penulis jeli melihat kecendrungan orang masa kini yang malas berlama-lama duduk membaca. Dan yang paling menarik, ada nilai dan pelajaran hidup pada setiap fragmennya. Kadang saat membacanya, kita dibuat sedih dan menangis, tapi kadang ada juga unsur jenakanya.
Kelemahan buku ini mungkin lebih tipis dan singkat pembahasan, bahkan ada salah satu judulnya yang hanya satu setengan halaman saja. Tapi ini masalah selera saja. Kalau saya tetap menyukai bahan-bahan bacaan yang tidak berlama-lama untuk menuntaskannya.
Buku ini wajib dimiliki oleh orang-orang yang ingin berjuang menembus keterbatasan. Siapa bilang masa depan cerah hanya milik orang kaya saja.
Anda tidak akan percaya jika tidak membacanya. Buku ini bukan buku fiksi, tapi true story
Komentar