Laporan : Adi / Editor : YR
MALUKU UTARA [Kabarpublik.id] – Subsektor pertanian merupakan salah satu penggerak perekonomian di pedesaan serta memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap pembentukan PDB Nasional. Meski begitu, hingga saat ini usaha di Bidang perkebunan masih di dominasi oleh sektor produksi primer.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Maluku Utara, Muhtar Husen saat membuka dengan resmi kegiatan Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kota Ternate, bertempat di Hotel Emerald, Selasa (17/08/2024).
Kementerian Pertanian dalam hal ini termasuk Distan dikatakan Muhtar, memiliki perhatian lebih dalam pengembangan pengolahan dan pemasaran produk pertanian. Hal tersebut ditandai dengan dicantumkannya peningkatan nilai tambah daya saing dan ekspor sebagai target prioritas yang dijabarkan salah satunya melalui kegiatan ini.
“Kegiatan yang kita laksanakan hari ini dengan harapan, pertama, tumbuh dan berkembangnya industri pengolahan berbasis kelompok tani yang profesional dan berdaya saing. Kedua, meningkatkan distribusi produk asli perkebunan melalui optimalisasi pemasaran,” bebernya.
Ketiga, meningkatkan ekspor produk olahan perkebunan. Keempat, meningkatkan konsumsi produk olahan dalam negeri dan menurunnya impor produk olahan. Salah satu kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk olahan hasil perkebunan dikatakan, adalah efisiensi dalam proses pengolahan.
Ia melanjutkan, dan untuk itu inovasi teknologi pengolahan sangat diperlukan. Dalam mencapai peningkatan daya saing dan nilai tambah hilirisasi tanaman perkebunan maka diharapkan agar kita dapat secara bersama – sama (Ditjen Perkebunan, Distan Provinsi, Kabupaten Kota, Badan Litbang, dan Akademisi, praktisi, instansi terkait lainnya dapat melakukan optimalisasi.
Pertama, revitalisasi dan modernisasi teknologi dan sarana prasarana usaha pengolahan hasil perkebunan. Kedua, mendorong berkembangnya bengkel alat mesin (Alsin) pengolahan hasil perkebunan yang saat ini pihaknya sedang menggagas melalui pembentukan UPTD Alsitan.
Ketiga, mengembangkan sarana yang mendukung pengembangan produk olahan sesuai dengan potensi pasar. Empat, penerapan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GMP dalam setiap aspek pengolahan sebagai syarat (pre-requisite) dalam penerapan sistem jaminan mutu.
“Dan kelima, mengembangkan kelembagaan pengolahan sasaran pengolahan yang dikelola secara profesional olahan kelompok tani di sentral produksi, dan mengembangkan sistem dan proses pengolahan yang efisien yang berbasis pada pemanfaatan sarana yang efektif dan berbahan baku lokal,” ucap Muhtar.
Selain itu, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan yang dihasilkan petani/ kelompok tani maka perlu melakukan pengembangan industri berbasis komoditas unggulan setempat dan memfasilitasi sarana dan prasarana pengolahan hasil perkebunan melalui perumusan perencanaan program dan kegiatan yang sistematis dan operasional.
Muhtar menambahkan, hilirisasi komoditas perkebunan merupakan pilihan yang strategis untuk menggerakkan roda perekonomian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pekebun. Hal ini disebabkan adanya kemampuan yang tinggi dalam hal penyerapan tenaga kerja. Mengingat sifat industri perkebunan yang padat karya dan masal.
“Hilirisasi komoditas perkebunan yang berbasis pada masyarakat menengah dan bawah ini diharapkan mampu menampung banyak tenaga kerja dan menjamin perluasan berusaha, sehingga akan efektif dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat di pedesaan,” ucapnya.
Dengan dilaksanakan kegiatan ini Muhtar berharap, akan meningkatkan kemampuan pekebun secara teknis dalam mengoptimalkan sarana dan prasarana yang telah diberikan dan memberikan manfaat bagi peningkatan daya saing dan nilai tambah produk perkebunan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pekebun khusus di Maluku Utara.
“Saya mengimbau kepada semua pihak dan instansi terkait lainnya untuk memberikan dukungan dan komitmen yang tinggi serta kerja keras dalam mendukung program peningkatan daya saing dan nilai tambah khususnya untuk komoditas perkebunan,” pungkasnya.
Komentar