BERITA

Bahaya Mikroplastik dan Upaya Pencegahan

JAKARTA (kabarpublik) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai bahaya mikroplastik yang kini semakin meluas di lingkungan, bahkan ditemukan dalam air hujan. Imbauan ini disampaikan melalui laman resmi Kemenkes RI, merujuk pada hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa partikel mikroplastik tak lagi hanya ditemukan di laut atau makanan, tetapi juga telah terdeteksi di atmosfer dan terbawa kembali ke daratan melalui presipitasi hujan. Fenomena ini menunjukkan bahwa pencemaran plastik sudah menyebar ke hampir seluruh lapisan ekosistem.

“Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer. Karena sangat kecil dan sulit terurai, partikel ini dapat berpindah dari udara ke tanah hingga ke air,” tulis laporan tersebut.

Jenis dan Sumber Mikroplastik

Secara umum, mikroplastik terbagi menjadi dua jenis:

1. Mikroplastik primer, yaitu partikel yang sejak awal berukuran kecil, misalnya microbeads dalam produk kosmetik dan pembersih wajah.

2. Mikroplastik sekunder, berasal dari pecahan benda plastik berukuran besar seperti botol minum, kantong plastik, atau jaring nelayan.

Peneliti BRIN menjelaskan, plastik yang terurai di darat atau laut dapat terangkat angin dan terbawa ke atmosfer sebelum akhirnya turun kembali bersama hujan.

Dampak Mikroplastik bagi Kesehatan

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menegaskan bahwa keberadaan mikroplastik di air hujan tidak serta-merta membuat air hujan berbahaya. Namun, fenomena ini menjadi tanda serius bahwa partikel plastik sudah sangat luas penyebarannya.

“Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar di sekitar kita,” ujar Aji, dikutip dari laman resmi Kemenkes RI (30/10/2025).

Berbagai penelitian menunjukkan, manusia dapat terpapar mikroplastik melalui makanan, minuman, dan udara. Mikroplastik dapat masuk ke tubuh melalui konsumsi garam, seafood, air minum dalam kemasan, serta terhirup dari serat sintetis pakaian atau debu perkotaan.

Paparan jangka panjang dalam jumlah besar berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh. Selain itu, bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang menempel pada mikroplastik dapat mengganggu sistem hormon, reproduksi, serta perkembangan janin.
Meski demikian, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang memastikan mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu.

Langkah Pencegahan dan Penanganan

Sebagai langkah pencegahan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menjaga kebersihan lingkungan. Pembakaran sampah plastik juga dihindari karena dapat melepaskan partikel mikroplastik ke udara.

“Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara kering atau setelah hujan. Bukan karena air hujannya berbahaya, tapi untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik,” jelas Aji.

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk:

  • Membawa botol minum isi ulang,
  • Menggunakan tas belanja non-plastik,
  • Dan memilah sampah sejak dari rumah.

Kemenkes menekankan bahwa langkah-langkah sederhana ini sangat berperan dalam menekan jumlah plastik di lingkungan dan mencegah pembentukan mikroplastik baru di masa mendatang.

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Related posts

Sekda Sumbar Hansastri Berharap Lembaga Penyiaran Turut Meningkatkan Kualitas Pemilu

Rama Satya

Sekda Sherman Terima Kunjungan Kepala KPPKP Tilamuta

Ivan KP

Wali Kota Marten Hadiri Ramah Tamah dan Pisah Sambut Kapolda Gorontalo

Ivan KP

Leave a Comment