KOKO’O DAN TRADISI BUGIS GORONTALO

OPINI1758 Dilihat

Literasi Ramadhan (2)

 

Oleh : Nurhadi Taha

 

GORONTALO adalah sebuah daerah yang masyarakatnya majemuk selain mempunyai suku asli, Gorontalo juga mempunyai beberapa Suku pendatang  yang telah lama bermukim di Gorontalo misalya Suku “Bugis” yang pada sejarahnya mereka datang ke wilayah Gorontalo dengan misi berdagang tetapi karena sudah lama dan sudah banyak yang  tinggal dan menetap di Gorontalo masyarakat Bugis telah banyak mewarnai kebudayaan Gorontalo . Serta komunitas masyarakat Bugis di Gorontalo menjadi salah satu komunitas yang cukup mempengaruhi kehidupan di Gorontalo.

 

Tak heran di suatu Kelurahan dengan banyaknya mayoritas para masyarakat Bugis pemerintah menyematkan suatu wilayah pemukiman Bugis di Gorontalo dengan nama kampung “Bugis”  sehingga  di salah Kelurahan di Kota Gorontalo  di Kecamatan Dumbo Raya di beri nama Kelurahan Bugis. Karena pada sejarahnya tempat ini adalah tempat berkumpulnya masyarakat Bugis dikala mereka melakukan transaksi dagang karena daerah ini berdekatan dengan salah satu pelabuhan Gorontalo yang terletak di Kelurahan Talumolo. .

 

Pada sejarahnya orang bugis Gorontalo telah menyatu dengan kebudayaan dan adat istiadat Gorontalo suku Bugis yang juga kental dengan adat mereka sangat cepat berbaur dengan adat istiadat Gorontalo .

 

Pada masyarakat bugis tradisi membangunkan sahur sudah ada sejak dahulu, tradisi mereka Biasanya kalau dengan meniriakan “Pallu-pallu” secara bergantian dengan menggunakan mic, sedang kelompok yang satunya lagi keluar masuk lorong keliling kampung juga bersahut-sahutan “Pallu-pallu”. Pallu – pallu artinya memasak – masak dan ini biasanya di lakukan di wilayah mereka dan tradisi ini pula ada di Gorontalo dengan istilah Koko’o atau di kenal dengan ketuk pintu rumah rumah warga untuk dibangunkan untuk sahur atau yang sekarang kita kenal dengan isitilah ketuk sahur. Inilah tradisi yang kemudian lestari hingga hari ini dan tradisi ini menjalar di semua belahan bumi Gorontalo.

Sejarah ketuk sahur belum ada yang dapat mengukapnya namun dari beberapa cerita dari mulut ke mulut tradisi ini adalah sebuah tradisi yang berawal dari kebiasaan masyarakat bugis dan warga Gorontalo yang kini telah  menyatu bersama sama dan menjadi tradisi secara Nasional yang telah banyak dilakukan di daerah – daerah di Indonesia.

 

Semoga Ramadhan kali ini akan menjadi ramadhan yang terindah buat kita dan seluruh warga gorontalo yang menjalankannya.

Oduolo.

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar