RICUH, MAHASISWA IAIN SULTAN AMAI TUNTUT TRANSPARANSI ANGGARAN, KACA JADI SASARAN AMUKAN MASSA

HUKRIM, KONTROL269 Dilihat

Laporan : Jaringan Berita SMSI

Editor : Mahmud Marhaba

 

LIMBOTO [KP] – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam sejumlah Organisasi Mahasiswa (Ormawa) kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Rabu (03/07/2019) melakukan Aksi Demo di Kampus II Limboto, jalan Sultan Amai, Limboto Barat Kabupaten Gorontalo atas dugaan ketidakterbukaan birokrat kampus dalam penggunaan angaran dilingkungan tersebut.

 

Aksi massa ini merupakan imbas dari gerakan tuntutan transparansi birorat Kampus yang terjadi pada Senin, 1 Juli 2019 lalu, dimana aksi massa melakukan demo di masing-masing Fakultas dengan tunutan yang sama yakni keterbukaan informasi publik yang didalamnya penggunaan anggaran Ormawa.

 

“Kami menginginkan keterbukaan dan transparan anggaran,” teriak sejumlah mahasiswa yang mengikuti Aksi itu. Mahasiswa meminta klarifikasi penggunaan pos-pos anggaran kemahasiswaan. Sementara, mahasiswa selalu dituntut membuat kegiatan dengan skala Nasional, Regional maupun Lokal, tetapi permohonan anggaran untuk kegiatan selalu minim.

 

“Dalam Aksi kali ini, kami menuntut dengan isu sentral keterbukaan kampus terkait informasi publik, isue turunnya berapa anggaran Ormawa, transparansi/pengelolaan Bidik Misi, dana Pionir, percepat pengurusan TOR dan LPJ, pemberantasan pungli, aturan potongan pajak, garis koordinator orgnisasi dan mengefektifkan fasilitas kampus,”  tutur Wahyu, selaku Korlap Aksi.

 

Atas tuntutan itu, pihak Kampus akhirnya mengelar rapat bersama Ormawa dengan menghadirkan Wakil Rektor (Warek) III, para Wakil Dekan (Wadek) III, bagian Perencanaan dan Keuangan untuk menjelasan tuntutan mahasiswa.

 

Penjelasan Birokrat Kampus tidak membuat mahasiswa puas. Mereka marah dan suasana pun menjadi panas. Percekcokan tak bisa dihindari. Massa Aksi memilih keluar ruangan dan melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan beberapa kaca jendela dengan batu.

 

Beruntung, pihak Kepolisian Polres Gorontalo segera mendatangi kampus tersebut, setelah mendapat laporan jika terjadi kisruh di Kampus. Hal ini sebagaimana disampaikan Kabag Ops Polres Gorontalo, AKP Rahman kepada media Kabar Publik.

 

“Kami datang ke Kampus ini karena adanya laporan bahwa ada pengrusakan, hingga kami kesini untuk mengamankannya,”ungkap Kabag Ops Rachman.

 

Sementara itu, Warek III, Mujahidin Damopolii menyatakan bahwa penyampaian aspirasi harus dilakukan dengan baik.

 

“Ketika mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi silahkan sampaikan saja, tapi jangan merusak fasilitas, nantinya kami akan mencarai informasi siapa-siapa yang melakukan pengrusakan yang berimbas akan dikenakan sanksi,” ungkap Mujahid Damopolii.

 

Beruntung pengrusakan tidak berdampak luas. Pihak Kampus pun mengajak mahasiswa untuk berdialog lagi. Presiden BEM, Agung Datau pun angkat bicara. Dirinya dengan tegas mengatakan jika di kampus tersebut terjadi ketimpangan transparansi anggaran.

 

“Alhamdulillah, hari ini telah jelas bagi kita terkait transparansi anggaran, mengingat telah terjadi ketimpangan transparansi anggaran, maka kami berharap khususnya Pengurus Ormawa yang pada tahun mendatang akan menjadi pemimpin, maka kami berharap agar hal seperti ini tidak terjadi lagi,” ungkap Agung Datau.

 

Demikian halnya dengan Ketua Senat Mahasiswa IAIN mengharapkan agar kedepan wajib dilakukan transparansi. “Harapannya kedepan harus ada keterbukaan, terutama dalam perancangan anggaran untuk poksi-poksi anggaran yang ada di Ormawa itu sendiri,” ungkap Bambang Bambuena.

 

“Seharusnya bukan kegiatan berbasis anggaran, tetapi anggaran berbasis kegiatan. Jadi anggaran harus dikucurkan sesuai dengan permohonan anggaran yang ada dikegiatan itu,” ungkap Ketua Srnant Mahasiswa, Bambang Bambuena.

 

Aksi pun membubarkan diri dengan meninggalakan puing-puing kaca jendela yang menjadi luapan emosi Ormawa.#[KP-Afandi/MM]

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar