Bila Tidak Sehat, Ibu Perlu Memerah ASI

Laporan/Editor : YR

JAKARTA (kabarpublik.id) – Kehadiran si buah hati sangat ditunggu oleh pasangan yang sudah menikah. Kini ada masalah setelah kehadiran bayi di rumah, namun si ibu mengalami kesulitan untuk memberikan ASI kepada anaknya.

Apabila terjadi masalah saat menyusui yang berakibat bayi tidak mau menghisap secara langsung, solusinya adalah melakukan pemerahan ASI (air susu ibu). 

Masalah menyusui  merupakan tantangan  pertama menjadi orangtua. Data dari sebuah penelitian menyebutkan 80%  para ibu menghadapi masalah  menyusui. Beberapa masalah yang sering mengemuka diantaranya: 54%  mengalami ASI tidak keluar, 37% mengalami puting lecet, 29% nyeri payudara, dan 24% mengalami payudara penuh. 

Fase menyusui bagi seorang ibu merupakan anugerah yang luar biasa, dan tidak semua perempuan dapat mengalaminya. Sehingga menjelang   moment itu tiba, seorang ibu perlu melakukan berbagai  persiapan agar proses  pemberian ASI selama 2 tahun pada sang buah hati,  dapat berjalan sukses.

“Mempersiapkan diri untuk menyusui bagi seorang ibu perlu dilakukan. Terlebih pada perempuan yang baru pertama kali menyusui,” kata Febi Sukma, seorang  konselor laktasi sekaligus dosen kebidanan, dalam acara sharing session bertajuk ‘Mother Empowerment: Cara Mengatasi Masalah Menyusui dengan Perah ASI Manual’,  di Jakarta.

“Tentu semuanya menjadi sesuatu yang baru bagi  ibu dan bayi. Kenapa begitu? Kalau dari sisi bayinya, selama 9 bulan berada di dalam kandungan, dia sudah terbiasa mendapatkan makanan dari plasenta. Tapi setelah lahir ke dunia, dia perlu effort yang tinggi untuk menghisap puting susu ibu, agar mendapatkan asupan makanan. Sementara si ibu juga harus beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Harus punya keahlian dalam menyusui, supaya kebutuhan bayinya terpenuhi,” ungkap Febi.

Kegiatan sharing session yang diadakan Minggu (12/12/2021) ini, merupakan rangkaian kampanye #akuberdaya yang digagas oleh Desainer Nina Nugroho, dengan tujuan melejitkan keberdayaan 1 juta perempuan Indonesia dalam setahun ke depan. Untuk mewujudkannya, Nina Nugroho  berkolaborasi dengan asosiasi trainer Tempa Trainer Guild (TTG) . 

Febi menambahkan, agar pemberian ASI eksklusif  berjalan sukses, para ibu perlu menguatkan tekadnya. Karena dalam perjalanannya akan banyak ditemui persoalan-persoalan yang mengendorkan semangat menyusui. 

“Biasanya kalau ada masalah di awal, maka penyapihan dini akan terjadi. Otomatis pemberian ASI selama 2 tahun juga gagal dilakukan. Yang paling parah terjadi depresi post partum,” papar Febi. 

Memerah ASI

Febi menuturkan bila ada masalah ketika menyusui, bayi tidak mau menghisap secara langsung, solusinya adalah melakukan pemerahan ASI. “Selama ini memerah air susu ibu seringkali dihubungkan dengan ibu yang bekerja di luar rumah. Bagi mereka yang murni menjadi ibu rumah tangga, jarang sekali memerah ASI. Mereka menganggap bisa memberikan ASI kepada sang buah hati kapan pun mau, sampai anak mencapai usia disapih. Tapi sesungguhnya memerah ASI ini penting bagi semua ibu,” ujar Febi. 

Memerah dan memiliki stok ASI disebut Febi,  sangat  penting. Sebab tidak selamanya ibu dalam kondisi ‘baik-baik’ saja selama masa menyusui. Ada Kalanya ibu sakit, meriang, puting payudara luka, harus pergi ke luar rumah sebentar, dan lainnya. 

Dalam situasi seperti itu, tentu tidak mungkin membiarkan bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif, dan menggantinya dengan susu formula. “Ketika ibu tidak memungkinkan memberi ASI, maka stok ASI perahan ini bisa digunakan. Jadi bayi akan tetap mendapatkan ASI eksklusifnya,” tambah Febi.

Membuat stok ASI bisa dilakukan dengan cara memerah ASI pada awal-awal ibu menyusui. Pada kurun awal masa menyusui, biasanya ASI hingga payudara pun bengkak.

“Untuk mengurangi bengkak, sebaiknya diperah saja, tetapi ASI-nya jangan dibuang. Simpan dalam kulkas untuk berjaga-jaga,” urainya, lagi.

Memerah ASI dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan alat memerah. Namun Febi merekomendasikan cara manual lebih baik, karena ibu bisa sambil memijat payudara untuk merangsang otot-otot di sekitar puting payudara.

“Memerah ASI secara manual atau tanpa alat, juga dapat membuat ibu tetap percaya diri saat terjadi masalah menyusui dan bayi menerima ASI eksklusif sesuai haknya,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Nina Nugroho berbagi pengalaman seputar  memerah ASI. Nina  menuturkan pemberian ASI perah ternyata tidak lantas membuat bayi menjadi lupa dengan puting payudara ibunya. Itu terbukti pada saat dia melakukan perjalanan ke Eropa selama 2 minggu, bayinya yang saat itu berusia 4 bulan ditinggalkan dengan stok ASI perah. 

“ Alhamdulillah bayi saya tetap mendapatkan ASI eksklusif karena saya punya stok ASI banyak di freezer. Dan ketika saya pulang, bayi tetap mau melanjutkan menyusu langsung dari ibunya,” ungkap Nina. #KP

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar