Laporan : Rifaldy Happy (JMSI), Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO [KP] – Pengurus Cabang PMII Kota Gorontalo menilai penerapan skenario new normal atau yang saat ini sudah berganti diksi ‘adaptasi kebiasaan baru’ di Provinsi Gorontalo gagal.
Ketua Aksi dan Advokasi PC PMII Kota Gorontalo, Winowi Pontoh, mengatakan per tanggal 20 Juli 2020 kemarin, kasus positif Covid-19 di Gorontalo mengalami kelonjakan yang sangat signifikan hingga mencapai 107 kasus, seperti apa yang diumumkan oleh gugus tugas provinsi.
“Ini adalah sejarah pertama sejak adanya kasus virus corona di Gorontalo, dalam satu hari saja bisa mencapai 107 kasus, dan hal membuktikan new normal yang diterpakan oleh pemerintah gagal,” ujar Winowi, Selasa (21/07/2020).
Menurut Winowi, terdapat beberapa indikator yang menjadi kajian PMII sendiri ialah: pertama, mulai dari penerapan protokol kesehatan di setiap perbatasan yang tidak efektif. Di antaranya di perbatasan Gorontalo Utara (Atinggola) dan Bone Bolango (Taludaa).
“Misalnya orang yang masuk Gorontalo tanpa melakukan rapid test bisa lolos dengan mudah. Bahkan ada yang tanpa syarat. Padahal kita tahu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk masuk Gorontalo,” katanya.
Lanjutnya, memang di perbatasan disediakan tempat untuk melakukan rapid test, akan tetapi dengan mahalnya tarif untuk rapid test, sehingga banyak masyarakat yang cenderung menghindari salah satu syarat masuk Gorontalo tersebut.
“Biaya rapid test di perbatasan itu mencapai Rp250. Semantara sesuai surat edaran kementerian kesehatan maksimal biaya rapid test adalah Rp150. Hal ini sebenarnya yang harus diperhatikan oleh pemerintah,” tegasnya.
Selain itu, kata dia, protokol kesehatan yang mestinya lebih diperketat di era new normal justru malah sebaliknya sangat minim diperhatikan. Contohnya pusat-pusat perbelanjaan, seperti toko, mall maupun pasar.
“Protokol kesehatan sudah semakin jarang ditemukan, dibanding saat penerapan PSBB. Di mall misalnya, pengunjung yang mestinya diatur hanya 50 persen justru tidak ada bedanya sebelum adanya Covid-19 Gorontalo,” ujarnya.
Ia menambahkan, abainya masyarakat dengan protokol kesehatan yang kini membuat lonjakan kasus positif di Gorontalo, juga disebabkan lalainya pemerintah daerah melakukan penanganan virus corona.
“PMII akan terus mengontrol kinerja pemerintah dalam hal menangani pandemi. Ada juga beberapa isu yang sedang kami advokasi dan bukan tidak mungkin dalam waktu dekat kami akan melakukan demontrasi,” tandasnya.#[KP]
Komentar