MENENGOK PARA KONTESTAN CALON ANGGOTA PARLEMEN MENUJU PARLEMEN 2019

OPINI235 Dilihat

“Perjuangan yang panjang dan begitu ketat bagi para kontestan calon angggota parlemen mulai dari kab/kota ,provinsi hingga keparlemen pusat dengan dua jalur

jalur dukungan partai politik dan jalur dukungan independen,

UU negara kita menjamin bahwa setiap warga negara berhak memilih dan dipilih.
berangkat dari regulasi ini maka orang berlomba lomba untuk menyalurkan dukungan politik dengan dua cara yaitu sebagai kontestan maupun pemilih,

Lalu apa substansi dari hal dimaksud diatas, tentang para kontestan menuju parlemen ?
Mulai dari seleksi administrasi /kelengkapan berkas sampai penetapan calon kontestan, ?

Memang cukup panjang dan sangat melelahkan dari proses tahapan berkas ,verifikasi dst…

Demikian analisa Sahmin Madina,
Perspektif Gorontalo

Calon kontestan ke parlemen
ada 4 poros :

1) Poros Pertama adalah poros statusquo/petahana (masih menjabat anggota parlemen) dimana
poros yang sudah punya investasi dukungan politik tapi bukan hal yang mudah mempertahankan aset dukungan politik.
Poros ini adalah sudah dikenal oleh publik sesuai programnya dan dapilnya anggota parlemen statusquo ini agak kerepotan ketika aset dan dukungan politiknya tidak bisa dipertahankan dan pindah pada calon yang lain , mempuni dan mampu meraih suara signifikan.
.

2 )Kemudian poros Kedua adalah Poros calon kontestan parlemen yang tentunya konsisten dengan Perubahan dimana poros ini adalah poros yang sangat di segani,santun,tidak risistensi terterima semua unsur dan memiliki kekuatan yang sangat besar,program kerjanya terukur dan realistis serta komitmen yang tinggi ,poros ini adalah poros yang sangat di khawatirkan saat ini khususnya statusquo legislatif.

3) Poros ketiga adalah poros yang calon kontestan parlemen yang unik poros ini agak sedikit menganggu konstalasi politik calon kontestan parlemen lain, kadang poros ini dikenal hanya sebagai poros uji coba calon atau ikut- ikutan kontestan parlemen

4).Poros terakhir adalah
Poros calon kontestean parlmen independen (non partai) poros ini adalah poros mandiri
poros yang paling aman karena menegment politiknya individual..
.

Hal yang menarik dan unik dalam beberapa poros diatas maka muncul bentuk pertanyaan ?.

* Apakah para calon kontestan parlemen sudah siap dengan program kerja 5 tahun akan datang untuk rakyatnya ?

* Apakah para calon kontestan parlemen ikut semata-mata numpang populer di ivent politik tapi sesungguhnya mereka tidak punya konsep yang kongkrit dan realistis untuk rakyatnya ?

* Apakah calon kontestan parlemen hanya karena punya dana sehingga bukan gagasan atau konsep tapi kekuatan uang (politik uang).keinginan besar meraih suara yang signifikan menuju parlemen atau dengan cara politik pura- pura ?

Akhirnya semua ini
Saya memaknai ada kegilisahan politik lokal yang tidak teredukasi dengan baik sehingga pembelajaran politik pada masyarakat tidak jalan dengan baik pula.

Kehawatiran terliat dalam ungkapan bahasa daerah “Doi paralu (duit yg lebih penting)”
” Baku siram dsb ”
kalau ungkpan2 liar diatas terjadi maka ini adalah kejahatan demokrasi lokal dan hal ini kita harus hindari karena singguh hal ini adalah sangat memalukan ”

Dari beberpa hal dimaksid tentunya kita semua menganalisa dengan berbagai kemungkinan apalagi hal ini adalah wilayah politik yang tentunya muara ada pada lapisan kepentingan,

“Dalam politik tdk ada kawan yang abadi, yang abadi adalah kepentingan ”
ungkapan ini fatal bila kta memahami secara parsial, maka seharusnya memaknai ungkapan tersebut harus menggunakan nalar dengan cara holistik,sehinga politik yang santun dan beretika menjadi makna dan nilai yang besar untuk rakyat.
*Politik Santun beretika*
*#SM#*

#Politikuangadalahkejahatandemokrasi#

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar