Oleh Muis Djamin
Koordinator Jaringan ELANG 2024
Laporan : Iswadi
Editor : YR
MALUKU UTARA [kabarpublik.id] – Edi Langkara (Elang) Bukan hanya sebuah nama, akan tetapi telah menjelma menjadi fenomena. Pekikan suaranya menelurkan asa, dan mendekatkan kenyataan.
Elang tidak pernah kaku dan mundur dalam kompetisi politik, karena dua kali kalah bertanding ia tetap tangguh, bahkan dua kali terpilih sebagai anggota dewan perwakilan rakyat tingkat provinsi tidak pernah menyombongkan Diri. Sabtu (21/05/2022)
Kesemuanya adalah pengalaman perjuangan politik yang paling mempengaruhi hidupnya. Esensi hidup baginya, adalah kompetisi tanpa akhir, kompetisi menitikkan bakti, sehingga sampai kesimpulannya itu bahwa hidup adalah bhakti.
Elang hadir bukan hanya sekadar politisi, tapi sekali lagi, ia adalah fenomena, yang akan menitipkan spirit perjuangan politik bagi generasi akan datang.
Ketika dua kali kalah kontestasi pilkada, Elang memetik spiritnya, bahwa kemenangan hanya milik orang yang berjuang. Berjuang adalah sebuah keniscayaan. Kemenangan sejatinya adalah anugerah dari Allah yang diberikan secara bersamaan dengan usaha yang dilakukan manusia sebagai tebusan jerih payah perjuangan.
Saat dua kali terpilih sebagai wakil rakyat, Elang kemudian menyadari betapa pentingnya merawat konstituen pemilih. Merawat konstituen adalah merawat komunikasi, merawat silaturahmi dan juga merawat kebaikan bersama. Tidak lantas terpilih, lalu mengabaikan suara konstituen. Suara Rakyat adlah Suara Tuhan. Slogan itu selalu melekat kuat dalam benak Elang.
Kini, Kepakan sayap Elang kian jauh dan luas, mengelilingi setiap inci wilayah Moloku Kie Raha. Atas restu seluruh rakyat negeri ini, Elang diberikan kesempatan berjuang lagi, melayani seluruh negeri.
Puncak Gosale sebagai titik koordinat memantau dengan kebijaksanaan menyapa antara sesama. Tanpa henti, Elang terus melangkah, dari desa ke desa, lorong ke lorong untuk berbagai rasa, meramu asa untuk masa depan semua kita Marimoi.#[KP]
Komentar