Laporan : Tim KP / PR
Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO (KP) – Masyarakat Sulteng yang berada di Kota Palu dan Donggala yang megalami bencana banjir dan tsunami terus mendapat penanganan khusus dari pihak pemerintah.
Meski mereka hanya tinggal di tempat pengungsian seadanya, namun perhatian pemerintah terkait pemulihan mental mereka terus menjadi target saat ini.
Hal ini yag dilakukan pihak Polda Gorontalo untuk memulihkan jiwa dan mental keluarga yang mengalami goncangan atas musibah yang terjadi Jumat, 28 September lalu.
Bertempat di lapangan Mako Polda Gorontalo, Selasa (02/10/2018) pukul 16.00 wita berlangsung upacara pelepasan personel Polda Gorontalo yang akan BKO ke Polda Sulteng dalam rangka misi kemanusian membantu warga masyarakat pasca terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami lalu.
100 personel yang diberangkatkan ke Palu, 5 diantaranya adalah Tim Trauma Healing yang dipimpin oleh Kompol Winarko, S.Psi., M.Psi Kabag Psikologi SDM Polda Gorontalo.
Karo SDM Polda Gorontalo Kombes Pol Defrian Donimando, SIK., MH mengatakan dampak terjadinya gempa bumi dan tsunami memberikan efek syok bagi warga masyarakat yang selamat.
“Peristiwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu yang begitu dahsyat dengan menelan banyak korban ini, pastinya akan membuat syok bagi sebagian masyarakat yang selamat. Untuk membantu mengurangi dan atau memghilangkan trauma/ syok tersebut maka kita turunkan tim Trauma Healing ke lokasi bencana,” kata Defrian.
Harapannya keberadaan tim healing ini bisa membantu menghilangkan efek psikologis pasca bencana, tambah Defrian.
Sementara itu Kabag Psikologi Kompol Winarko S Psi M Psi saat diwawancari mengatakan, untuk mengurangi efek psikologi akibat bencana alam ada beberapa metode yang dapat dilakukan.
“Untuk membantu mengurangi beban psikis pasca bencana gempa bumi dan tsunami ada beberapa metode, misalnya dengan mengajak ngobrol , menghibur, mendengarkan dan lain sebagainya, disesuaikam dengan tingkat trauma seseorang,” kata Winarko.#(KP)
.
Komentar