Laporan : Jaringan Berita SMSI
Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO (KP) – Komunikasi yang begitu lancar terbangun melalui WhatsApp bersama sang Kabag Protokoler Humas Pemprov, Masran Rauf. Terungkap bagaimana dirinya begitu tegar menghadapi persoalan yang tidak pernah dialaminya selama dirinya bertugas menjadi seorang ASN. Sebagai seorang yang ditunjuk menjalankan tugas dan tanggungjawab, dirinya tak pernah menyerah menghadapi tugas seberat apapun.
Namun, kali ini, kesabarannya harus diuji. Pertaruhan harga dirinyalah yang membuat Masran harus melaporkan seorang Bupati yang marah-marah akibat molornya waktu kedatangan Gubernur saat menyalurkan bantuan beras kepada korban banjir di Mohungo.
Peristiwa yang sempat viral di media sosial itu tidak berakhir sampai disitu. Harga diri menjadi alasan Masran Rauf bertindak atas nama dirinya sendiri untuk melaporkan Bupati Darwis Moridu ke pihak berwajib atas perbuatan tidak menyenangkan.
Seiring berjalannya waktu, diluar dugaan, Gubernur Rusli Habibie dan Bupati Boalemo Darwis Moridu islah atas insiden Mohungo yang membuat Darwis naik pitam. Pujian dan rasa hormat ditujukan kedua pimpinan tersebut. Terlebih Darwis Moridu yang begitu beraninya mendatangi rumah kediaman pribadi Rusli Habibie di Moluo, didampingi para petinggi PDI Perjuangan seperti Kris Wartabone, Laode Haimudin dan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Paris Jusuf bersama Ketua Fraksi Golkar, Fikram Salilama yang merupakan tokoh Golkar saat ini. Media pun beramai-ramai mengabadikannya serta memviralkan perdamaian itu.
Lalu bagaimana dengan laporan terhadap Bupati yang dianggap Masran sebagai perbuatan yang tidak menyenangkan.
“Ya… kita lihat saja nanti,” ungkap Arie Duke selaku Penasehat Hukum (PH) Bupati Darwis Moridu.
Lalu, apakah islah menjadikan Masran Rauf serta merta menarik aduannya di Polda Gorontalo?
“Sampai saat ini LP dan BAP Saya sudah di Polda Gorontalo. Murni aduan Saya adalah aduan pribadi,” ungkap Masran yang belum lama dipercayakan menjadi Kabag Protokoler Humas Pemprov Gorontalo kepada media ini yang tergabung dalam Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Gorontalo, Senin (11/02/2019).
Tindakan ini mendapat tanggapan yang berbeda dari Penasehat Hukum (PH) Bupati Boalemo, Arie Duke. Dirinya berpandangan jika sudah terjadi perdamaian, maka laporan tersebut juga bisa berhenti.
“Saya berharap karena sudah ada perdamaian ini, maka laporan tersebut juga bisa berhenti. Karena damai itu indah,” ungkap Doktor bidang hukum ini.
Bahkan dirinya mempertanyakan apa maksud dari perdamaian tersebut. “Tapi kalau masih berlanjut, maka Saya pertanyakan apa maksud dari perdamaian tersebut?” tegas Arie Duke seolah tak percaya dengan kondisi ini.
Bahkan, dengan perdamaian itu, pihaknya tidak melakukan laporan balik seperti yang pernah disampaikannya beberapa waktu lalu. Ini dilakukan karena melihat antara kedua tokoh ini telah berdamai.
“Karena sudah berdamai, maka tidak ada lagi laporan balik. Kami justru berharap laporan di Polda segera dicabut untuk menghargai proses perdamaian ini,” ungkap Arie Duke diakhir percakapannya dengan wartawan media ini.#(KP)
Komentar