DIKBUD KOTA GORONTALO SALURKAN BANTUAN UNTUK KORBAN GEMPA DAN TSUNAMI DI SULTENG

KOTA GORONTALO260 Dilihat

Laporan : Tim Kabar Publik

Editor : Mahmud Marhaba

 

KOTA GORONTALO (KP) – Gempa bumi, Tsunami dan Likuifaksi yang melanda wilayah Palu, Sigi dan Donggala mengundang keprihatinan berbagai pihak, tidak terkecuali jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Gorontalo. Jajaran Dikbud mulai dari dinas sampai di lingkungan sekolah antusias memberikan bantuan kepada para korban bencana.

Kepala Dikbud Kota Gorontalo, Abram Badu menyebutkan, bantuan yang terkumpul terdiri dari dana kurang lebih sebesar Rp. 170 juta ditambah bahan-bahan-bahan yang dibutuhkan seperti makanan cepat saji, air mineral, kebutuhan bayi hingga pakaian. Bantuan itu kini terkumpul di Aula Dikbud Kota Gorontalo.

Diperkirakan, untuk mengangkut bahan-bahan tersebut membutuhkan tiga hingga empat unit armada truck. Bantuan akan disalurkan ke Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo untuk selanjutnnya dikirim ke lokasi terdampak bencana.

“Ini sudah kita rapatkan sebelumnya. Alhamdulillah, mendapat respon yang baik dari rekan-rekan di dinas maupun kepala sekolah dan guru-guru. Anak-anak yang mampu juga dihimbau agar dapat menyisihkan sedikit jajanannya untuk membantu korban bencana,” terang Abram Badu.

Keikutsertaan jajaran Dikbud membantu korban bencana tidak kali ini saja ketika terjadi bencana di Palu, Sigi dan Donggala. Sebelumnya, Dikbud juga ikut memberi bantuan berupa dana sebesar Rp. 190 juta kepada korban bencana di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bahkan, tanpa diinventarisir sudah ada lembaga-lembaga sekolah yang secara mandiri mengirimkan bantuan ke lokasi bencana.

Abram melanjutkan, salah satu dari empat pilar pendidikan menurut UNESCO adalah belajar hidup bersama. Hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima akan menumbuhkan sikap saling pengertian.

Keikutsertaan siswa membantu korban bencana merupakan bentuk kepedulian. Jika hal ini terus di pupuk dan dikembangkan, akan menjadi kekuatan sosial yang luar biasa sekaligus modal bagi anak-anak untuk belajar hidup berbangsa dan bernegara.

“Jiwa kepeduliaan membantu sesama ini yang terus kita tanamkan, agar sejak dini para siswa sudah memiliki sense of crisis,” ujarnya.#(KP)

Apa Reaksi Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar