Oleh : Deswerd Zougira, Advokat
SAYA menyimak paparan singkat visi misi Retor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terpilih Eduart Wolok dihadapan Senat Guru Besar saat penyaringan calon Rektor tempo hari. Paparannya aktual dan sangat menantang. Apakah bisa diimplementasikan? Kemampuan manuver Eduart di Pusat yang lalu memilih dia sebagai Rektor boleh jadi adalah pesan bahwa sesungguhnya dia mampu pula mengeksekusi visi dan misinya itu.
Hanya saja yang jadi soal, Eduart tidak mendapat dukungan suara full Senat Guru Besar. Beberapa Guru Besar malah menuding keputusan Pusat memilih dia telah menyalahi aturan yang justru dibuat sendiri oleh Pusat. Mereka kecewa dan kekecewaan itu masih menganga.
Kita tentu berharap, pasca pelantikan Eduart sebagai Rektor, para Guru Besar itu tidak menyalurkan kekecewaannya dalam bentuk gugatan, termasuk juga oleh kelompok-kelompok yang merasa berkepentingan dengan upaya-upaya penyelenggaraan pemerintahan yang taat asas. Ini tidak boleh sampai terjadi karena akan mengganggu dan menguras energi yang sejatinya bisa disalurkan untuk hal yang lebih produktif.
Lantas apa yang harus dilakukan Eduart. Dia harus berjiwa besar, membuka dialog, membangun komunikasi dan memberi jaminan bahwa para Guru Besar akan tetap dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan. Mereka mesti dikasih peran.
Eduart juga harus memberi jaminan bahwa tidak ada mutasi dalam waktu dekat. Bila tiba waktunya, mutasi tidak atas dasar like and dislike tetapi lebih pada kebutuhan menempatkan seseorang sesuai kemampuan yang dimilikinya. Dia harus cermat menarik benang dalam tepung agar tepung tidak tercerai berai. Langkah-langkah itu perlahan akan mengobati luka yang menganga tadi.
Saya yakin Eduart sudah membaca dan mengerti apa yang harus dilakukan agar dia bisa diterima dengan tulus oleh semua pihak, termasuk para Guru Besar yang berseberangan, untuk kemudian bersama-sama menghela gerbong UNG menuju visi besar yang menantang itu. Selamat bekerja.##
Komentar