Laporan : Ati Modjo (JMSI), Editor : Mahmud Marhaba
JAKARTA [KP] Rapat Pembahasan Pengelolaan Risiko Banjir Provinsi Gorontalo bertempat di kantor Kementrian Bapennas di Jakarta, Senin (24/08/2020) menyisahkan cerita lain di Kota Gorontalo. Betapa tidak, daerah yang dipimpin Marten Taha 2 periode ini selalu saja menjadi korban banjir yang diakibatkan derasnya air yang datang dari hulu. Meski disadarinya, di Kota Gorontalo terdapat juga banjir yang diakibatkan oleh genangan air.
Untuk itu, dalam Rapat Pembahasan Pengelolaan Risiko Banjir Provinsi Gorontalo bertempat di kantor Bapennas di Jakarta, Walikota Gorontalo, Martten Taha mengatakan jika penanganan banjir harus bersinergi dari hulur ke hilir.
“Saya menerima limpahan air dari hulu. Tidak ada artinya pembangunan penguatan tebing, memperbaiki normalisasi sungai, sementara otletnya ada di Kota Gorontalo,” ungkap Walikota Marten Taha yang pernah merasakan bagaimana ganasnya banjir hingga terbalik dari perahu saat memantau banjir di Kota Gorontalo.
Walikota Gorontalo, Marten Taha, memberikan masukan terkait dengan kesimpulan Rapat Pembahasan Pengelolaan Risiko Banjir Provinsi Gorontalo diantaranya pihaknya harus melakukan nomralisasi sungai baik sungai Bone maupun sungai bolango, sungai Tamalate maupun sungai Topodu. Juga kata Marten dilakukan penataan bantaran sungai artinya ada pembebasan pemukiman sepanjang DAS, sehingga bisa dibuat penahan tebing.
Lalu apa yang dilakukan oleh pemerintah Kota Gorontalo kedepan terkait dengan pengananan banjir di daerahnya? Marten Taha mengatakan bahwa mau tidak mau harus dilakukan relokasi bagi penduduk yang ada dibantaran sungai.
“Kita harus menyediakan lahan baru kepada masyarakat yang bermukim di Daerah Aliran Sungai , sehingga mereka dipindahkan dari lokasi saat ini,” ungkap Marten.
Walikota pun menjelaskan jika di daerahnya terdapat 2 model banjir yang dialami oleh warganya yakni banjir kiriman dan banjir genangan. Untuk itu, pemerintah Kota Gorontalo telah membentuk master pland dan sudah mengusukan proposal ke Kementrian PUPR.
“Disamping telah memasukan proposal ke Kementrian PUPR, bahkan bantuan untuk tahun 2020 jangka pendek akan dilakukan penguatan tebing di sungai Bone di kampung Bugis yang dilakukan oleh Balai Sungai, sementara untuk jangka panjang harus selesai tahun 2023,” tegas Walikota Marten Taha kepada media kabarpublik.id.#[KP]
Komentar