JAKARTA (kabarpublik) – Petualang senior sekaligus akademisi, Hendrata Yudha, Ph.D, memberikan kuliah umum bertema Pertolongan Pertama (First Aid Responder) dalam kegiatan Kemah Edukasi #2 TRAMP di Balai Taman Nasional Gede Pangrango, Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (25/10/25).
Mengusung tema “Bijak Berpetualang Demi Keselamatan Diri dan Keberlangsungan Kelestarian Alam,” kegiatan ini berfokus pada pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), navigasi darat, survival dan bivak, hingga permainan edukatif dan berbagi pengalaman lapangan.
Menurut Hendrata, kesiapsiagaan dalam menolong sesama merupakan hal yang wajib dimiliki oleh siapa pun, baik dalam kegiatan alam maupun kehidupan sehari-hari.
“Di mana pun petualangan dilakukan di gunung, rimba, laut, atau bahkan di kota kesiapan menolong sesama adalah kewajiban kemanusiaan yang bisa menentukan kelangsungan hidup,” ujar Hendrata Yudha, dosen STEBI Lampung sekaligus Scuba Diving Instructor yang juga aktif di Indonesia Diver Rescue Team (IDRT).
Dalam sesi kuliahnya, Hendrata menjelaskan langkah-langkah prosedur pertolongan pertama sesuai standar American Heart Association (AHA) yang banyak digunakan lembaga pelatihan First Aid di dunia.
Peserta Kemah Edukasi #2 TRAMP berasal dari kalangan Siswa Pencinta Alam (Sispala), Pramuka, dan Palang Merah Remaja (PMR) tingkat SMA se-Pulau Jawa.
“Materi First Aid ini masih tahap pengenalan agar peserta memahami risiko kegiatan outdoor. Selanjutnya akan ada praktik CPR, penanganan badai, hingga pemberian oksigen,” jelas Hendrata.
Para peserta, di antaranya Tiffany Sheena, Syahira Putria Adantie, Aldis Al Rarlizy, Dafa Maheswara, dan Ahmad Farei dari Elpala SMA 68 Jakarta, mengaku sangat antusias.
“Materinya keren banget. Kami ingin lanjut ke pelatihan lanjutan dan semoga bisa dibimbing langsung oleh Bang Hendrata,” ujar mereka kompak.
Selain aktif di dunia akademik dan lingkungan, Hendrata juga memimpin media Indoraya Today. Ia mengungkapkan rencana untuk mengembangkan program pelatihan First Aid lintas profesi, agar keterampilan penyelamatan diri bisa dimiliki lebih banyak orang.
“Kami ingin keterampilan ini menjadi bagian dari budaya kemanusiaan di Indonesia,” tutup Hendrata Yudha.

