Laporan : Jaringan Berita SMSI
Editor : Mahmud Marhaba/ Ismail Abas
POHUWATO [KP] – Keinginan Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga mendirikan Kodim ternyata sudah ada sejak awal dirinya menjabat Bupati. Alasannya sangat realistis, dimana Kodim di wilayah Gorontalo hanya berada di Kota Gorontalo, sementara daerah Pohuwato yang ada di ujung paling barat di provinsi Gorontalo itu berbatasan lansgung dengan wilayah provinsi Sulawesi Tengah.
Sebagai pintu masuk dari daerah yang terkenal dengan kumpulan teroris Santoso, Syarif Mbuinga berpikir sudah saatnya memiliki Kodim di daerahnya. Ini untuk kepentingan keamanan daerah yang dicintainya.
“Di Gorontalo Kodim itu hanya ada satu, yakni di Kota Gorontalo sementara kabupaten lainnya masih dalam taraf meyakinkan pemerintah pusat untuk pembangunan Kodim di daerah-daerah termasuk kabupaten Pohuwato. Alhamdulillah di setujui di bangun di kabupaten Pohuwato,” ungkap Bupati Syarif Mbuinga dalam agenda Musyarawarah kejelasan dan kepastian kepemilikan lahan permukiman di lokasi Kodim dusun Mayongo dan Reset desa Iloheluma, Senin (25/03/2019). yang di hadiri Kasrem, Kasat Intel Polres Pohuwato, kepala Badan Kesbangpol Pohuwato, Kadis Perkim, Camat, kades Iloheluma, dan masyarakat setempat.
Di hadapan para undangan Bupati Pohuwato menegaskan bahwa kehadirin Korem dan Kodim di Pohuwato bukan untuk mengorek aset jaman Orde Baru. “Tidak demikian, tentunya tugas mereka adalah menjaga keamanan daerah dan masyarakat bersama Polri,: tegas Syarif.
Bupati juga berharap agar pemerintah Desa dan masyarakat tetap masih memberikan waktu kepada pemerintah daerah untuk bisa mengkomukasikan persoalan ini dengan TNI.
“Harapan Saya jika ada kegelisahan dari masyarakat akan hal itu maka tidak perlu di ekspresikan secara berlebihan, sebab beberapa kali pertemuan Saya sampaikan masih ada Saya yang Insya Allah akan mengkoordinasikan, mengkomunikan dengan baik bersama pihak TNI, namun momentumnya belum pas,” ungkap Syarif yang hampir setiap saat bertemu dengan Kepala Danrem tetapi belum berkesempatan meminta waktu Danrem untuk membicarakan perihal lahan tersebut.
Lebih lanjut Bupati Pohuwato yang memimpin 2 periode ini mengatakan, Pemerintah daerah bersedia menyiapkan lahan sebagai zona pelatihan tempur. Ini adalah bentuk respon positif terhadap penyampaian Dandim pada rapat bersama Forkopimda kabupaten Pohuwato, yang saat itu Danrem mengatakan bahwa misi TNI salah satunya adalah menjaga keamanan rakyat dan daerah. “Pohuwato siap mempertimbangkan hal itu karena Pohuwato rawan dari gangguan dari masalah yang tidak kunjung selesai di Poso Sulawesi Tengah dan sekitarnya,” tegas Syarif.
Dengan kesedian pemerintah daerah menyiapkan lahan untuk dijadikan tempat pelatihan tempur, maka syarat yang diminta Syarif adalah menolong dirinya untuk memperjuangkan Batalion di Popayato untuk mengamankan daerah perbatasan.
Namun, menghampiri akhir sambutannya, Bupati yang sangat dekat dengan rakyat itu digelisahkan dengan pernyataan kekuatiran sebagaian masyarakat Pohuwato bahwa jangan sampai pemerintah hanya memberikan harapan palsu kepada masyarakat.
“Ini bukan dalam kaitan sebuah momen politik atau sebuah pemberian harapan palsu untuk kepentingan tertentu, namun pemerintah daerah akan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mencarikan solusi terhadap persoalan ini dan Insya Allah kita akan duduk bersama setelah agenda demokrasi ini,” tegas Syarif dengan mimik serius.
Dirinya pun mengulangi penegasan yang disampaikan Kasrem, bahwa pihak TNI tidak akan melakukan upaya yang akan merugikan masyarakat.
“Saya sampaikan, apa yang menjadi kegelisahan, keresahan masyarakat itu tetap akan dicarikan solisi yang terbaik dengan dilakukannya tukar guling atau apalah namanya yang menjadi alternatif dari proses penyelsaian persoalan yang ada di resetlemen desa Iloheluma, berikan kami waktu sebelum berkahir masa jabatan Saya sebagai Bupati, Insya Allah menjadi satu langkah yang kami seriusi untuk memberikan kepastian terhadap hak-hak masyarakat,” ungkap Syarif Mbuinga dengan penuh ketegaran.#[KP/Jundi Dai]
Komentar