Laporan : Jaringan Berita SMSI
Editor : Mahmud Marhaba
SORE itu terdengar kabar sejumlah wartawan daerah yang bekerja di media siber berkumpul. Entah siapa yang memfasilitasinya, beberapa wartawan telah lebih dulu duduk dan ngobrol santai dengan sosok yang begitu dikenal di seantero zazirah Gorontalo.
Berselang 30 menit, kami masuk dan memberi salam. Beberapa wartawan terpelongo, menggambarkan di wajah meraka rasa keheranan atas kedatangan kami. “Mari masuk, menyesuikan tempat duduk ya,” ungkap sosok yang mewarisi perusahan elektronik pertama di Indonesia.
Percakapan pun mengalir tanpa beban. Sesekali ada letupan tawa dari wartawan bagian belakang. Mulailah dirinya menceritakan bagaimana dirinya beralih ke dunia politik. Disadarinya, kekuatan politik di tanah air begitu kuat untuk menentukan sebuah kebijakan.
Kekuatan politik itu juga yang membuat dirinya meninggalkan kursi Menteri Perdagangan di zaman Jokowi awal memimpin negeri ini, dan dipercayakan menjadi utusan khusus Presiden RI untuk Jepang.
Keterbebanan dirinya membangun daerah ini ada sejak almarhum orang tuanya, Taib Gobel, hijrah ke ibu kota Jakarta. Dan kini, beban itu tetap melekat pada dirinya.
“Tak ada yang perlu disombongkan, bantuan untuk rakyat Gorontalo dari hasil usaha saya,” ungkap Rachmad Gobel sambil mempersilahkan wartawan untuk menikmati kopi duren yang merupakan buah pikirannya saat menjabat Menteri.
Panjang lebar dirinya menceritakan bagaimana visi membangun Gorontalo.
“Tak perlu di gembar-gemborkan, apalagi memajukan Gorontalo hanya dengan menggunakan dana rakyat yang dititip ke negara lewat APBD, semua orang bisa dengan cara itu,” ungkap Rachmad Gobel dengan mimik serius.
Memasuki waktu sholat Maghrib, percakapan pun terhenti. Namun ada peryataan yang cukup membuka mata para pemburu berita saat itu. Ini tidak pernah terdengar dikalangan politisi Gorontalo.
“Jadi atau tidak saya menjadi anggota legislative itu adalah urusan rakyat Gorontalo. Buat saya itu bukan hal yang utama, tetapi bagaimana rakyat Gorontalo bisa menikmati kesejahteraan yang hakiki,” ungkap Kaka Rachmad, demikian dirinya disapa dikalangan internal partai Nadsem.
Kini, pertarungan itu semakin dekat. Spekulan dan analisa sosok yang bakal meraih kursi di DPR-RI Pemilu 2019 pun bermunculan. Nama Rachmad Gobel disebut-sebut bakal meraih jatah 1 kursi ke DPR-RI dari 3 kursi yang tersedia.
Mendengar hal itu, raut wajah RG biasa saja. Dirinya menyadari jika perjuangan meraih kursi ke Senayan berada ditangan rakyat Gorontalo itu sendiri.
“Semua tergantung rakyat Gorontalo dan perjuangan para kader partai serta Caleg yang di Partai ini,” ungkap RG singkat.
Menariknya, Rachmad Gobel setiap blusukan dan kampanye tidak pernah memberikan janji kosong ke pada rakyat. Dia malah lebih senang mendengar apa yang menjadi keinginan rakyat.
Tak heran jika setiap kegiatan blusukan, Rachmad Gobel selalu mencatat apa yang menjadi keluh kesah rakyatnya.
“Jangan menjanjikan sesuatu yang kosong untuk rakyat kita, dengar dan catat untuk menjadi sebuah perjuangan jika kelak dipercayakan duduk sebagai wakil rakyat Gorontalo. bukan jamannya lagi menjanjikan sesuatu yang semua, apalagi membeli suara rakyat dengan uang,” tegas RG yang membuat tercengang para pendukungnya.
Kini, waktunya banyak dicurahkan untuk mendengar keluhan rakyat. Dari satu tempat ke tempat lain bantuan pun dikucurkan. Tenaga medis yang bekerja setiap hari disipkan untuk membantu rakyatnya dari penderitaan sakit. Kebutuhan masyarakat yang sulit menikmati air bersih dibuatkan pompa untuk kebutuhan air mereka. Tempat-tempat ibadah dibenahi dengan baik. Bahkan, menara keagungan peninggalan hasil karya almarhum Achmad Pakaya pun kini dibenahi dan diperindah sebagai ikon kebanggan masyarakat Gorontalo.
“Mereka layak menikmatinya,” ungkap Rachmad Gobel singkat.#(KP)
Komentar