Oleh: Irmawati, Ansar, Hariadi Said dan Arwildayanto (Mahasiswa dan Dosen Program Doktor Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo)
GORONTALO [kabarpublik.id] – Kedokteran merupakan salah satu program strudi yang ada dalam sebuah universitas, yang merupakan salah satu program studi yang selalu ditawarkan setiap universitas. Disiplin ilmu yang diajarkan dalam kedokteran merupakan salah satu disiplin ilmu yang diharapkan dapat diterapkan dalam masyrakat guna meningktakan kesejahteraan dalam kesehtana sehingga dapat menunjang dan meningkatkan pembangunan nasional. Pendidikan kedokteran haruslah didukung seluruh pihak dalm pelaksanaan proses dari awal pembukaan suatu pendidikan kedokteran keterkaitan dengan pihak-pihak sangatlah sangat membantu dalam menjalankan suatu proses pendidikan kedokteran.
Kedokteran adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat. Hakikat profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa (calling), untuk mengabdikan diri pada kemanusiaan berlandaskan moralitas yang kental. Prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, empati, keikhlasan, kepedulian kepada sesama dalam rasa kemanusiaan, rasa kasih sayang (compassion), dan ikut merasakan penderitaan orang lain yang kurang beruntung. Dengan demikian, seorang dokter tidaklah boleh egois melainkan harus mengutamakan kepentingan orang lain, membantu mengobati orang sakit (altruism). Sehingga, seorang dokter harus memiliki Intellectual Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ) yang tinggi dan berimbang.
Dalam istilah pedagogi profesional gagasan hakiki ini dikenal dengan istilah “manusiaan sebagai subyek dan sebagai tambahan sebagai obyek dalam praktik pedagogis”. Kemanusiaan sebagai obyek adalah pasien sebagai penerima pelayanan kedokteran, sedangkan kemanusiaan sebagai subyek adalah para dokter sebagai pelaksana praktek kedokteran. Ditegaskan bahwa cita-cita kemanusiaan yang dimiliki seorang dokter dan seorang pasien berbeda dengan yang lainnya. Mereka semua sama sebagai anggota ras manusia ciptaan Tuhan, sehingga jika mereka menunjukkan perilaku menyayangi, mencintai, menolong, dan melayani, itu tidak pantas. Hipocrates menyatakan bahwa ketika ada konflik antar manusia, ada juga konflik antara hubungan dokter-pasien. Nothnagel menyatakan bahwa hanya orang baik yang mampu menjadi dokter yang baik, seorang dokter tidak selalu mampu mendiagnosis pasien dengan suatu kondisi, tetapi selalu mampu mengobatinya bila diperlukan berlatih ke dokter professional (M. Jusuf Hanafi & Amri Amir, 2008).
Kedokteran berhubungan dengan penyembuhan, hakikat dari profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa untuk mengabdikan diri pada manusia berlandaskan moralitas yng kental, prinsip kejujuran, keadilan, empati keikhlasan, dan kepedulian sesama manusia. Ilmu kedokteran secara bertahap berkembang di berbagai tempat terpisah. Pada umumnya masyarakat mempunyai keyakinan bahwa seorang yang terkena musibah dan sakit tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia memerlukan pertolongan dari orang lain setidaknya dari keluarganya atau dari orang yang dianggap mampu memberikan perawatan serta penyembuhan.
Profesi kedokteran merupakan profesi yang tertua dan dikenal sebagai profesi yang mulai karena dia berhadapan dengan hal yang paling berharga dalam hidup seseorang, yaitu masalah kesehatan dan kehidupan. Dokter di masa dulu, apapun sebutannya, merupakan profesi yang mempunyai kedudukan tinggi di masyarakat. Dengan filosofi semacam itu pula masyarakat modern masih melihat keberadaan dokter sebagai profesi yang mulia dan terhormat di jajaran sosialnya. Ketika ilmu kedokteran semakin berkembang, dokter melakukan profesinya tidak lagi sendiri, dan semakin dilengkapi dengan berbagai peralatan termasuk sarana rumah sakit.
Tugas dokter sesuai filosofinya adalah menjaga kesehatan serta mencegah penyakit lebih penting daripada sekedar menyembuhkan penyakit dengan cara berpikir yang sistematis: menjaga kualitas hidup pasien, menyembuhkan pasien, mengurangi dan menghilangkan penderitaan pasien, mengantarkan pasein ke dalam fase terakhir hidupnya (menghadap Tuhan). Filosofi ilmu dan profesi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari tentang tubuh manusia secara utuh dalam keadaan sehat dan sakit serta upaya penyembuhannya. Sifat yang penting dari seorang dokter adalah adanya belas kasihan dan cinta sesama manusia. Hanya orang yang baik dapat menjadi dokter yang baik. Dasar medicina adalah simpati dan keinginan untuk menolong orang lain dan apapun yang dilakukan dengan tujuan ini harus disebut medicine. Pada seorang dokter tidak hanya harus ada perasaan simpati yang ditujukan kepada seseorang, tetapi juga perasaan sosial yang ditujukan kepada masyarakat.
Profesi kedokteran merupakan profesi yang tertua dan dikenal sebagai profesi yang mulai karena dia berhadapan dengan hal yang paling berharga dalam hidup seseorang, yaitu masalah kesehatan dan kehidupan. Dokter di masa dulu, apapun sebutannya, merupakan profesi yang mempunyai kedudukan tinggi di masyarakat. Dengan filosofi semacam itu pula masyarakat modern masih melihat keberadaan dokter sebagai profesi yang mulia dan terhormat di jajaran sosialnya. Ketika ilmu kedokteran semakin berkembang, dokter melakukan profesinya tidak lagi sendiri, dan semakin dilengkapi dengan berbagai peralatan termasuk sarana rumah sakit. Tugas dokter sesuai filosofinya adalah menjaga kesehatan serta mencegah penyakit lebih penting daripada sekedar menyembuhkan penyakit dengan cara berpikir yang sistematis : menjaga kualitas hidup pasien, menyembuhkan pasien, mengurangi dan menghilangkan penderitaan pasien, mengantarkan pasien ke dalam fase terakhir hidupnya (menghadap Tuhan).
Aksiologi Profesi Kedokteran
Walaupun dokter tidak harus menjadi filsuf, namun dengan memahami filsafat manusia, filsafat ilmu pengetahuan dan humaniora, dokter bukan hanya sekedar operator dari alat-alat kedokteran yang super canggih, namun doker adalah sesosok manusia dengan kelebihannya yang mampu memanusiakan manusia (pasien). Sehingga dokter, selain menerima Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) kedokteran, juga hendaknya menekankan pada aspek humaniora kedokteran, komunikasi, pertimbangan bioetika kedokteran dan aspek lainnya. Secara singkat mempelajari filsafat kedokteran, para dokter lebih memanusiakan pasien. Kedokteran sebagai profesi yang menciptakan tenaga-tenaga professional yang memiliki tugas dan fungsi sesuai bidang keilmuannya.
Dalam pendidikan kedokteran disiplin ilmu memiliki tujuan sebagi pencegahan, penanggulangan, pengobatan dan pemulihan dalam bidang kesehatan yang dapat meningkatkan taraf kehidupan yang dapat mensejahterakan kehidupan manusia menciuptakan suasana kehidupan yang baik sehingga dapat menciptakan peningkatan pembangunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedokteran merupakan profesi yang tidak lepas dari dukungan dan peran serta pihak-pihak yang terkait dalam mendukung proses pembelajaran dan pemerintah karena dalam proses pembelajaran memerlukan peran pemerintah dalam pelaksanannya. Dalam profesi kedokteran diajarakan bagaimana pencegahan-pencegahan berbagai penyakit yang menular dan tidak menular yang dapat berkemabng dalam masyarakat, sehingga dapat menghambat kesehatan masyrakat, oleh karena itu dalam pendidikan kedokteran mengajarkan bagaimana suatu penyakit terjadi, terjadi gejala dan tanda suatu penyakit sehingga bisa diterapkan proses pencegahan yang dapat menyebabkan peningkatan angka kesakitan.
Pencegahan ini merupakan awal dan suatu yang dikatakan menjemput bola sehingga suatu bola tidak akan menggelinding menjadi lebih besar yang dikonotasikan sebagi suatu penyakit yang berpotensi akan menjadi besar dan mengancam kehidupan masyarakat. Kuratif merupakan salah satu proses pembelajaran dalam profesi kedokteran yang tujuannya untuk mengobati penyakit yang ada dalam masyarakat.
Pengobatan dalam dunia kedokteran yang saat ini sudah sangat maju perkembangannya. Hal ini didukung oleh sumber daya manusia itu sendiri, peralatan-peralatan kedokteran yang makin maju serta canggih. Termasuk dukungan para pihak dalam pelaksanaan profesi kedokteran, misalnya dalam kuratif mencakup berbagi disiplin-disiplin ilmu yang saling bersinergi dalam memajukan pendidikan kedokteran, yang bertujuan untuk pengobatan dan perbaikan kesehatan masyarakat.
Bagaimana menghadapi masa pemulihan juga diajarkan dalam pendidikan kedokteran yang sangat mendukung dalam proses penyembuhan dan perbaikan serta recovery kualitas kesehatan seseorang setelah proses penyembuhan suatu penyakit. Sehingga seseorang pasien bisa menjalakan kehidupan sendiri tanpa adanya ketergantungan dengan orang lain yang dapat meningkatkan biaya kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dengan adanya masa pemulihan bisa dilakukan bersamaan dengan proses penyembuhan tentu bisa meningkatkan taraf kesehatan hidup seseorang ditengah masyarakat. #[KP]
Komentar