Laporan : Risman Katili
Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO (KP) – Sejak periode pertama, Gubernur Gorontalo menjadikan perikanan sebagai program unggulan di daerah ini.
Daerah yang memiliki kekayaan laut melimpah sudah seyogyanya ditopang oleh fasilitas yang memadai. Melalui pemerintah pusat, provinsi Gorontalo kebagian bantuan dalam pengadaan proyek pembangunan pembekuan ikan eksport dengan nilai anggaran APBN 30 milyar.
PT Lagoa Nusantara Jakarta sebagai pemenang proyek yang mengerjakan anggaran Kementrian Perikanan Kelautan dengan nama proyek pembangunan gedung beku terintegrasi dengan kapasitas 200 ton pembekuan ikan ekspor di provinsi Gorontalo TA 2017.
Direktur teknik, Arif Rahman, ST kepada wartawan di lokasi proyek menjelaskan panjang lebar terkait dengan penyelesaian proyek tersebut yang diakuinya pembangunan baru mencapai 50 persen. Tetapi dirinya pun yakin jika pekerjaan ini berakhir tahun ini juga.
“Saya berharap kepada semua pihak agar turut membantu untuk mempercepat proses penyelesaian fisik proyek minimal bantu doanya, mengingat waktu sudah mepet pada Desember 2017 ini,” ungkap Arif Rahman, sambil menegaskan pihaknya konsisten proyek ini akan selesai tepat waktu sesuai kontrak 90 hari kalender.
Namun waktu Desember sudah berada dipenghujung, proyek ini terancam tidak bisa selesai tepat waktu. Beragai pihak menilai proyek ini terkesan lamban bahkan dikhawatirkan pekerjaanya asal jadi. Buktinya, saat ini sudah memasuki ahir Desember 2017, tapi prosentasi fisik masih sekitar 50 %.
Sementara itu, tegas Arif, Dinas Perikanan provinsi Gorontalo hanya sebagai fasilitator tu pengawas yang tidak memiliki intervensi atas proyek itu. Semua diatur oleh pusat.
Apakah yang akan dilakukan pihak kontraktor? Bagaimana nasib proyek nanti,? Apakah ada konsekuensi hukum atas keterlambatan proyek tersebut? Kita lihat saja nanti proses diakhir tahun ini. (KP)
Komentar