Laporan : Ronael Tine
Editor : Mahmud Marhaba
POHUWATO (KP) – Meskipun sudah memohonkan maaf kepada PB – KPMIP, dengan alasan tidak ada sedikitpun niatnya untuk melecehkan atau mencemarkan nama baik organisasi atau lembaga apa pun di Pohuwato, namun seperti persoalan ini belum selesai.
Malah statement Refli Basir dimedia membuat Mahasiswa Pohuwato yang tergabung dalam Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Pohuwato ( KPMIP ) merasa sangat tersinggung,
“Atas nama Mahasiswa Pohuwato yang tergabung dalam Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Pohuwato (KPMIP) merasa sangat tersinggung dengan statement beliau di media yang mengatakan bahwa kalimat yang saat ini dipolemikan ke Rozlan Tawaa hanya disampaikan ke sesama pejabat yang berada di lingkungan birokrat, maka persepsi yang berkembang Refli secara sengaja menjatuhkan reputasi dan nama baik Rozlan Tawaa di kalangan pejabat yang berada di lingkungan birokrat. Sedangkan nama Rozlan Tawaa sangat identik dengan Organisasi KPMIP mengingat kapasitasnya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Pohuwato (PB-KPMIP).
“Melecehkan Ketua Umum sama dengan melecehkan Organisasi yang di pimpin oleh Ketua Umum itu sendiri,” ungkap Rizki Nihali selaku Sekretaris KPMIP.
Pernyataan Refli juga dipandang akan memberikan efek domino yang berkepanjangan dalam organisasi KPMIP yang sudah di bangun dengan berdarah-darah oleh para senior kami sejak pertama kali di bentuk pada tahun 2002 sampai dengan saat ini.
“15 tahun kami selalu mempertahankan dan menjaga nama baik organisasi, dan hari ini ada oknum pejabat daerah yang dengan sengaja melecehkan simbol dari organisasi kami, ingat bapak pejabat yang terhormat, organisasi yang bapak lecehkan simbolnya ini adalah organisasi yang telah melahirkan SDM Kabupaten Pohuwato yang handal dan akan terus mencetak generasi emas SDM Pohuwato,” jelasnya dengan penuh kemarahan.
Bukan hanya itu, pihaknya sangat menyayangkan sifat angkuh dari oknum pejabat terhadap masyarakat, yang masih melihat sisi jabatan ketika ada masyarakat yang datang ke pejabat itu sendiri. Datang dengan kapasitas apapun ataupun datang secara individual, harusnya seorang pejabat menerima dengan baik. Jangan ada pembeda antara masyarakat yang berkapasitas dan tidak memiliki kapasitas,
“Pejabat daerah harusnya menjadi teladan bagi kami Mahasiswa generasi penerus, Sifat yang seperti ini tidak layak menyandang status pejabat daerah, Maka dari itu kami atas nama Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi KPMIP se-Indonesia merasa keberatan dan akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas,”pungkas Risky sembari menambahkan mereka tidak butuh pejabat yang seperti ini di Bumi Panua. (KP)
Komentar