Laporan : Tim Kabar Publik
Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO (KP) – Gempa bumi dengan Mag: 3.2 terjadi di Gorontalo, 16 Oktober 2018 kemarin sekitar pukul 09:44:17 WITA, dengan lokasi 0.10 LS, 122.71 BT tepatnya di 68 km Selatan Biluhu Gorontalo pada kedalaman 10 km menjadi perhatian serius bagi 5 mantan kepala daerah di Gorontalo.
Bertempat di Media Center Rachmat Gobel kemarin, Kelima mantan kepada daerah itu langsung duduk bersama membicarakan secara serius persoalan gempa dan ancaman tsunami di daerah Gorontalo.
5 tokoh Gorontalo ini diantaranya David Bobihoe (mantan Bupati 2 periode kabupaten Gorontalo), Rum Pagau (mantan Bupati Boalemo), Ismet Mile (mantan Bupati Bone Bolango), Charles Budi Doku (mantan wakil Walikota Gorontalo) dan Roni Imran (mantan wakil Bupati Gorut) itu langsung berkumpul membicarakan langkah antisipasi jika ancaman itu terjadi.
Berkaca dari bencana gempa dan Tsunami di Palu, Sigi dan Donggala yang merupakan daerah tetangga yang masih satu daratan dengan provinsi Gorontalo tersebut, membuat Kelima mantan kepala daerah itu menseriusi langkah antisipasi jika itu terjadi di daerah ini. Alasan geografis dan telaah akademis, dimana Gorontalo merupakan daerah patahan yang bakal menjadi ancaman terjadinya gempa dan gesekan tanah dari patahan tersebut menjadi topik hangat yang bakal dibicarakan serius dengan Rachmat Gobel. . “ Ancaman gempa dan Tsunami di Gorontalo, harus diseriusi sehingga ada langkah antisipasi yang harus dilakukan. Kondisi Palu, Sigi dan Donggala yang hancur lebur dengan tanah menjadi peringatan keras bagi kita agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan kedepan,” ungkap CBD sambil mengingatkan jika daerah Gorontalo merupakan daerah patahan.
Dengan menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki, Kelima mantan kepala daerah ini bakal mempresure pemerintah agar segera membangun fasilitas -fasilatas tempat perlindungan, jalur evakuasi termasuk tenda tenda.
Untuk membantu pemerintah dalam hal mengantisipasi kondisi buruk jika terjadi nanti, para tokoh ini berencana menggelar acara sosialisasi yang melibatkan masyarakat luas soal apa dan bagaimana gempa bumi dan Tsunami itu, termasuk seberapa besar ancamannya untuk Gorontalo.
“Lewat tokoh nasional Rachmat Gobel, kita akan datangkan para pakar dari Jakarta untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat langkah antisipasi jika gempa yang berkekuatan besar terjadi,” kata Budi Doku sambil menegaskan jika hasil pertemuan ini akan diseriusi untuk disampaikan ke Rahmat Gobel.
“Insya Allah ini akan mendapat respons positif dari pak Rachmat Gobel. Kedekatan beliau dengan para tokoh internasional ahli gempa di Jepang akan menjadi sebuah garasi besar terhadap pengetahuan akan gempa dan langkah antisipasinya,” tegas CBD yang juga didampingi mantan anggota Legislatif provinsi Mikson Yapanto dan Ridwan Monoarfa.
Apakah ini menjadi sebuah program prioritas NasDem Gorontalo untuk diperjuangkan? CBD secara spontan menegaskan jika program ini harus terwujud di Provinsi Gorontalo dan perjuangan ini akan dilakukan sampai di tingkat pusat.
Sementara itu Mikson Yapanto menambahkan jika program itu pasti akam mendapat dukungan besar dari pusat apalagi kalau berjuang di sana adalah Rachmat Gobel.
“Gorontalo memang sudah harus siap menghadapi hal seperti ini, layaknya Negara Jepang yang merupakan negara gempa melakukan antisipasi agar korban bisa di minimalisir. Makanya kedekatan Rachmat Gobel dengan Jepang harus kita manfaatkan, bukan tidak mungkin beliau bisa mendatangkan para pakar gempa dari Jepang,” ungkap Mikson kepada kabarpublikgo.info.
“Masyarakat jangan lagi kita tutup-tutupi denga kondisi alam Gorontalo. Potensi gempa bisa terjadi kapan saja tanpa kita tahu waktunya. Mereka harus diedukasi terkuat langkah yang harus dilakukan secepat mungkin,” tegas CBD dengan gaya khasnya.#(KP)
Komentar