Laporan : Humas Polda Gorontalo
Editor : Mahmud Marhaba
GORONTALO (KP) – Penyakit masyarat bukan hanya menjadi hiasan kota besar saja, namun bisa masuk hingga ke daerah-daerah kecil yang memiliki simbol keagamaannya yang kuat. Daerah yang memiliki falsafah ‘Adat bersendikan sara, sara bersendikan kitabullah’ bukan jadi sebuah garansi daerah ini terhindar dari penyakit masyarakat seperti minuman keras, premanisme bahkan prostitusi.
Dari sebuah kegiatan Operasi Pekat Otanaha 2017 yang dipimpin Kasatgasda Dir Narkoba Polda Gorontalo Kombes Pol Totok Triwibowo, SIK., MH menjelaskan, Satgas penegakkan hukum dalam Operasi Pekat Otanaha 2017 bertugas melakukan penegakkan hukum terhadap seluruh penyakit masyarakat seperti perjudian, miras, sajam, senjata api/handak ilegal, premanisme, prostitusi, dan Narkoba.
Petugas berhasil mengamankan berbagai macam minuman keras, judi mesin Dingdong, dan 4 orang yang terindikasi pengguna narkoba dari hasil test urine. Mereka langsung diamankan ke Polda Gorontalo.
Dari Operasi Pekat tersebut dimana terjaring dari hotel kelas melati dan penginapan, berhasil mengamankan 46 pasangan muda mudi yang berasyik ria dengan nafsu birahi mereka. Mereka rata-rata masih tergolong muda, dan berada sekamar dengan bukan pasangan sah.
“Mereka tidak bisa memperlihatkan bukti terkait legalitas sebagai pasangan suami istri yang sah,” ungkap Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Wahyu Tri Cahyono, S.IK.
Operasi Pekat yang telah dilaksanakan oleh Polda Gorontalo dan jajarannya selama 12 hari mulai tanggal 6 sampai 17 Desember 2017 dengan pelibatan personel 225 orang ternyata cukup banyak yang terjaring mulai miras, narkoba hingga prostitusi.
“Hasil Operasi Pekat yang dilaksanakan oleh Polda Gorontalo dan Polres jajaran membuktikan masih banyaknya perilaku masyarakat yang seyogyanya tidak pantas dilakukan di wilayah Propinsi yang notabene mendapat julukan sebagai serambi Madinah, dimana masih ditemukan penjual miras, praktek prostitusi hingga narkoba, tentunya ini perlu disikapi oleh semua pihak untuk sama-sama mengawasi dilingkungan masing2 agar hal ini tidak terulang, mari kita jaga propinsi Gorontalo dari hal-hal yang dilarang oleh Agama,” ungkap Wahyu.
Sayangnya mereka yang terjerat dugaan prostitusi itu hanya mendapat pembinaan dan beras diam menandatangani pernyataan untuk tidak melakukan kembali hal yang sama.
“Pembinaan tidak akan membuat efek jera kepada pelaku maksiat yang masih tergolong muda. Polisi harus melibatkan tokoh adat di Gorontalo, dan mereka yang terjaring sebaiknya diarak keliling kota,” ungkap Hafid selaku Sekretaris Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) provinsi Gorontalo.
Kabid Humas menegaskan pelaksanaan Operasi ini juga sebagai cipta kondisi jelang perayaan Natal dan Tahun Baru, diharapkan melalui operasi ini,kondisi wilayah Provinsi Gorontalo tetap aman dan kondusif hingga pelaksanaan Perayaan Tahun Baru 2018 nanti.
Wahyu mengajak untuk sama -sama menjaga wilayah Gorontalo ini dari berbagai ancaman khususnya saat perayaan Natal hingga Tahun Baru. Tingkatkan jiwa toleransi antar umat beragama, pinta Wahyu sambil mengajak kita semua memberikan kesempatan bagi saudara kita yang beragama Nasrani untuk melaksanakan ibadah merayakan Natal.(KP)
GILA…., 46 PASANGAN MUDA MUDI BERSTATUS SINGLE TERJARING PROSTITUSI DI PENGINAPAN
Apa Reaksi Anda?
+1
+1
+1
+1
+1
+1
+1
Komentar