BENARKAH PEMIMPIN PANTI ASUHAN DARUL MUTMAIN PERKAYA DIRI SENDIRI

“Torang pe nama memang ada disitu tapi untuk masalah informasi dana bantuan yang masuk dan keluar itu seakan ditutup-tutupi”

 

TABONGO (KP) – Keberadaan panti asuhan yang berada di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo kini disoroti warga. Pasalnya, mereka melihat sebuah kejanggalan dalam panti tersebut, mulai dari dugaan ekploitasi anak, penyalahgunaan sumbangan, hingga kekerasan.

Oman Demolingo (35), warga sekitar panti asuhan mengakui jika dirinya kerap menyaksikan kekerasan dalam panti tersebut. “Tiap kali ada kesalahan sadiki pada anak-anak panti, dorang langsung main pukul dengan cubit sampe biru-biru badan” tutur Oman memprihatinkan.
Dirinya menambahkan jika anak-anak tersebut sering kali dijadikan pekerja untuk usaha yang dijalankan oleh pengurus panti. “Tiap hari dorang jaga ba urus kambing dengan sapi dengan dia suruh ba jual sayur di pasar,” ungkap Oman sambil menambahkan bahwa pengurus panti tersebut sering memanfaatkan bantuan dari para donatur untuk memperkaya diri. Dan mirisnya lagi, bantuan yang berupa makanan atau barang itu mereka jual kembali untuk meraup keuntungan. Kondisi ini sudah beberapa kali dilaporkan ke pihak pemerintah setempat, hingga pemerintah Desa sudah membentuk susunan kepengurusan yang baru, akan tetapi menurut para pengurus-pengurus baru tersebut, status mereka hanya sebatas formalitas, karena yang sepenuhnya mengelola masih orang lama juga.

“Torang pe nama memang ada disitu tapi untuk masalah informasi dana bantuan yang masuk dan keluar itu seakan ditutup-tutupi,” tutur Abdul Kadir Wantu (46) Bendahara baru panti asuhan yang ditunjuk.

Ketua Pengurus Panti Asuhan Darul Mutmain, Kasman Usman, saat dikonfirmasi terkait tudingan miring masyarakat terhadap pengelolaan panti asuhan yang dipimpinya mengatakan bahwa dalam masalah ini ada pihak-pihak terkait yang memprovokasi para warga untuk menyudutkan kami.

“Ini ada kecemburuan karena melihat kondisi panti asuhan kami yang kini sudah maju, makanya banyak fitnah,” tutur Kasman. Dirinya menambahkan bahwasanya mengenai perlakuan pihaknya terhadap anak panti itu merupakan bagian dari pendidikan yang mereka terapkan. “Kami mau anak-anak belajar mandiri dengan berdagang dan beternak, dan kami tidak pernah mengajarkan untuk meminta-minta seperti yang terjadi di Panti Asuhan lainnya,” tegas Kasman.

Sementara disinggung mengenai barang dan makanan yang dijualnya, Kasman membenarkan hal tersebut dengan tujuan untuk mengalokasikan barang dan makanan tersebut sebagai uang jajan untuk anak panti sekolah serta untuk kebutuhan lainnya. “Karena bantuannya sudah terlalu banyak dan tidak terpakai makanya kami uangkan dengan cara dijual, itu semua untuk anak panti” ujarnya.

Kasman sangat berharap agar warga sekitar juga ikut berpartisipasi untuk mengurus anak-anak panti dari pada hanya mencari-cari kesalahan pengurusnya saja. “Anak panti tidak butuh pantauan warga, mereka butuh makan,” tegasnya.
Berbeda dengan pengakuan salah seorang anak panti bernama Sukri. Dirinya mengatakan kalau selama ini mereka dijadikan sebagai pekerja bahkan sering ke pasar menjual bahan dagangan. “Kami mau setelah pulang sekolah kami belajar agama, tetapi kami hanya di kasih waktu 3 kali dalam seminggu belajar agama, selebihnya kami bekerja mengambail bahan makanan ternak,” ungkap Sukri polos.

Sementara itu Kepala Desa Moahudu Kecamatan Tabongo, Elcon S Abas saat dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut. Bahkan menurutnya hal ini sudah jadi buah bibir sejak 2 tahun kebelakang. “Kami sudah berulang kali memperingati, akan tetapi pihak panti tidak mau mengakui akan laporan-laporan tersebut dan kami dari pihak desa tidak punya cukup bukti yang kuat untuk melaporkannya ke pihak berwajib,” ungkap Kades Elcon. (*MM)

 

LAPORAN : RAHMAN MAHABU

Apa Reaksi Anda?
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Komentar